Asallamualaikum Wr. Wb.
Dalam
tulisan ini saya akan membahas hal-hal yang menyangkut kesukaan bagi saya
terutama dalam tulisan ini juga termasuk tugas kuliah saya hehehe, langsung aja
deh hal-hal yang paling berkesan bagi saya.
1. Kita
akan membahas soal makanan favorit, ya walaupun saya bukan tipe orang yang suka
makan hahaha, tapi saya juga punya menu makanan favorit tau, ya makanan favorit
yaitu makanan yang paling kita suka dan
kalo mamah atau ibu kita masak makan itu wah bisa-bisa nambah nasinya sebakul
deh hehehe. Nah kalo menu makan favorit saya itu kentang balado bagi yang belum
tau kentang balado itu kentang yang diiris menyerupai dadu lalu dimasak dengan
sambal balado hehehe ah jadi laper nih wkwkwkw.
Contoh gambar dari kentang balado. Gimana mantep
kan? Hahaha
2. Nah
kali ini kita akan membahas tentang tokoh wayang, hayo siapa yang enggak pernah
nonton wayang? Waduh kalo ada yang belum pernah nonton wayang mah norak banget deh
hahahah, ya berhubung saya keturunan jawa tengah tulen hehehe ya dikit-dikit
juga sih taunya wkwkwkw, saya pernah nonton wayang kulit dengan judul
“RAMAYANA” pernah denger kan cerita itu? Ya saya paling mengagumi tokoh Rama
Wijaya dalam cerita itu karena sifatnya yang gagah, bijaksana, pandai, sakti,
halus budinya dan juga setia dengan istrinya yaitu Dewi Sinta, wah sosok
laki-laki idaman wanita banget itu mah hehehehe. Berikut saya akan menjelaskan
sedikit tentang biografi Rama Wijaya.
Rama Wijaya adalah kesatria titisan Dewa Wisnu. Ia
adalah anak Prabu Dasarata, raja Ayodya. Ibunya bernama dewi Sukasalya atau
Dewi Raghu. Orang menyebut Rama Wijaya dengan sebutan Raden Regawa yang berarti
anak Dewi Raghu.
Rama merupakan tokoh utama dalam cerita Ramayana. Ia
memiliki saudara lain ibu yaitu Barata anak dari Ibu Dewi Kekayi, serta Lesmana
dan Satrugna dari ibu Dewi Sumitrawati. Rama bersaudara sejak kecil dididik
oleh Resi Wasista, seorang resi yang sangat sakti pada masa itu. Oleh karena
itu Rama, Barata dan Lesmana ketika dewasa menjadi satria pilih tanding, sakti rendah
hati dan berbudi luhur.
Istri Ramawijaya adalah Dewi Sinta, seorang putri
yang sangat cantik, anak angkat Prabu Janaka dari Negara Mantilidirja. Dewi
Sinta adalah titisan Dewi Sri Widowati yang menjadi rebutan para raja seribu
Negara termasuk Prabu Dasamuka raja raksasa dari Negara Alengkadiraja
inilah sosok tokoh Sri Rama atau Rama Wijaya dalam pewayangan
kulit
3. Kali
ini kita membahas tokoh pahlawan nasiaonal, wah mana nih yang berjiwa nasiolismenya
tinggi? Harus semua dong ya, kita harus mengingat jasa-jasa pahlawan kita yang
mati-matian membela negara kita sehingga kita bisa hidup damai sampai sekarang
ini, oleh sebab itu kita tidak boleh melupakan begitu saja pahlawan-pahlawan
nasional yang sudah berjuang demi kita yaitu anak cucu mereka, nah pasti
diantara banyak pahlawan pejuang kita kalian punya pahlawan nasional favorit
hayo siapa hayo?hehehe, kalo saya sih punya
yaitu Imam Bojol yang sering kita dengar dengan sebutan Tuanku Imam
Bojol berikut saya akan mengulik sedikit tentang biografi beliau,
Beliau dikenal sebagai
salah satu pahlwawan nasional yang berasal dari minangkabau di Sumatera. Tuanku
Imam Bonjol diketahui lahir pada tahun 1772 di Bonjol. Beliau memiliki ayah
bernama Bayanuddin dan ibu bernama Hamatun. Ayah Tuanku Imam Bonjol terkenal
sebagai seorang alim ulama asal Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota. Nama
asli dari Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Shahab, namun ketika dewasa,
banyak gelar diberikan kepada Muhammad Shahab yaitu Tuanku Imam, Malin Basa dan
Peto Syarif. Ada salah seorang pemimpin dari Kamang yang bernama Tuanku Nan
Renceh, ia merupakan Pemimpin Harimau Nan Salapan kemudian menunjuk Muhammad
Shahab sebagai seorang imam atau lebih dikenal sebagai pemimpin untuk kaum
padri di Bonjol. Sehingga dari situ ia kemudian lebih dikenal sebagai Tuanku
Imam Bonjol.
Tuanku Imam Bonjol terkenal ketika perlawanannya
melawan penjajah Belanda dalam perang Padri. Perang Padri merupakan perang
terlama yang berlangsung dari tahun 1803 hingga 1838 yang melibatkan sesama
orang Minang dan Mandailing atau Batak. Awalnya memang perang tersebut bisa
dikatakan sebagai perang saudara di Sumatera, Perang tersebut terjadi karena
timbulnya pertentangan antara kaum padri yang terkenal dari kalangan ulama
dengan kaum ada yang merupakan masyarakat dari kerajaan pagaruyung. Kaum Padri
sebenarnya menginginkan agar hukum di daerahnya dijalankan sesuai dengan
syariat Islam yang berpegang teguh pada Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW,
mengingat masyarakat disana masih memiliki kebiasaan buruk seperti perjudian,
penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras serta hukum yang terlalu
longgar, padahal masyarakat disana sudah banyak yang memeluk Islam. Tidak
adanya kesepakatan antara kaum Padri dan kaum ada sehingga meletuslah perang
Padri yang terkenal.
Awalnya perang padri melibatkan kaum padri yang
dipimpin oleh Tuanku Pasaman. Tuanku Pasaman kemudian menyerang kaum adat yang
dipimpin oleh Sultan Arifin Muningsyah. Serangan pertama di Pagaruyung terjadi
pada tahun 1815 dan kemudian pertempuran selanjutnya pecah di Koto Tengah dekat
Batu Sangkar. Pertempuran ini kemudian membuat Sultan Arifin Muningsyah
terdesak dan terpaksa melarikan diri dari kerajaanya di Lubukjambi.
Akibat terdesaknya kaum adat ketika itu sehingga
mereka kemudian meminta bantuan Belanda, secara resmi kemudian Belanda membantu
kaum adat untuk berperang melawan kaum Padri melalui sebuah perjanjian yang
ditandatangani pada tahun 1821 di Padang. Isi perjanjian tersebut menyebutkan
bahwa Belanda akan mendapatkan penguasaan wilayah di pedalaman Minangkabau.
Perjanjian tersebut dihadiri oleh Sultan Tangkal Alam Bagagar. Adanya campur
tangan Belanda membantu kaum adat melawan kaum padri membuat situasi semakin
rumit.
Meskipun Belanda turut campur dalam perang Padri
tersebut, tetapi Belanda juga cukup kesulitan dalam melawan Kaum Padri yang
ketika itu sudah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Belanda yang kesulitan
kemudian mengajak Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai, hal tersebut kemudian dituangkan
dalam perjanjian Masang di tahun 1824. Perjanjian tersebut harus dilakukan oleh
Belanda mengingat mereka ketika itu kehabisan dana untuk melakukan perang sebab
belanda juga harus memadamkan perang yang terjadi di daerah lain seperti perang
Diponegoro. Tetapi perjanjian tersebut tidak berlangsung lama sebab Belanda
kemudian menyerang nagari Pandai Sikek.
Hingga pada tahun 1833, parang Padri kemudian
memasuki babak baru, Kaum adat kemudian berbalik bersatu dengan kaum Padri
melawan Belanda. Mengingat perang tersebut ternyata hanya menyengsarakan rakyat
Minangkabau. Bersatunya Kaum Adat dan Kaum Padri ditandai dengan Plakat Puncak
Pato di Tabek Patah.
...Adopun
hukum Kitabullah banyak lah malampau dek ulah kito juo. Baa dek kalian? (Adapun
banyak hukum Kitabullah yang sudah terlangkahi oleh kita. Bagaimana pikiran
kalian?)
Kalimat diatas merupakan rasa penyesalan atas
tindakan kaum Padri atas sesama orang Minang, Mandailing dan Batak. Belanda
kemudian melakukan pengepungan dan penyerangan ke Benteng Kaum Padri.
Pengepungan dan penyerangan ini berlangsung selama enam bulan. Agar pengepungan
dan penyerangan tersebut berhasil, Belanda terus menerus meminta bantuan
pasukan dari Batavia. Hal ini kemudian membuat posisi Tuanku Imam Bonjol
menjadi terjepit. Namun Tuanku Imam Bonjol tetap melakukan perlawanan dan tidak
mau menyerah.
Pada tanggal 16 Agustus 1837 barulah benteng Bonjol
dapat dikuasai oleh Belanda setelah lama dikepung. Untuk menangkap Tuanku Imam
Bonjol sendiri, Belanda mengajak Tuanku Imam Bonjol untuk berunding di Palupuh
pada bulan Oktober 1837. Di tempat itu ia kemudian ditangkap oleh Belanda dan
kemudian diasingkan di Cianjur, Jawa Barat. Dari Cianjur, ia kemudian dibawa ke
Ambon hingga kemudian dipindahkan di Lotak, Minahasa, dekat Manado. Disana
Tuanku Imam Bonjol kemudian meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864 dan
kemudian dimakamkan ditempat tersebut.
4. wah
bagian ini yang membuat saya bingung hehehe, karena saya akan membahas tentang
daerah yang paling berkesan bagi saya, ya berhubung saya adalah mahasiswa
kurang piknik wkwkwk jadi saya enggak paham banget soal piknik ke daerah-daerah
yang bagus, tapi tenang saya akan tetap membahas tentang daerah yang
paling berkesan bagi saya yaitu kota yogyakarta ya maklum kampung halaman saya
hehehe, disana masih mempunyai keluarga ada mbah kakung dan mbah putri(panggilan dari kecil), bude, dan pakde. Ya
kalo pulang kampung kesana saya suka mengunjungi tempat wisata-wisata disana
sampe bosen wkwkwkw, Cuma berhubung waktu saya kesana enggak pernah pegang
kamera ya jadi enggak ada kenang-kenangannya deh huhuhu(sedih),
Enggak
kerasa panjang lebar kita membahas hal-hal yang saya sukai semoga kalian yang
membaca mendapat pahala hehehe (amin) terima kasih ya udah meluangkan waktu
untuk membaca tulisan saya, saya mohon maaf apabila ada tutur kata yang kurang
sopan dan kurang berkenan, sekian tulisan dari saya.
Wasallamualaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar