PENGARUH
STRUKTUR ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pengambilan keputusan merupakan awal aktivitas organisasi, yang
menyangkut masa depan (Syamsi, 1995). Mengambil keputusan merupakan bagian dari
proses mempertimbangkan, memahami, mengingat dan menalar tentang segala sesuatu
(Dahlan, 2005). Keputusan diambil dengan mengetahui dan merumuskan masalah
dengan jelas, kemudian pemecahan masalah tersebut harus didasarkan pemilihan
alternatif keputusan terbaik (Syamsi, 1995). Dengan demikian pengambilan
keputusan melakukan perbandingan atas beberapa alternatif dan melakukan
evaluasi terhadap manfaatnya (Yustina, 2007).
Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang paling penting bagi
manajer dan penuh resiko karena keputusan yang salah dapat merugikan bisnis
(Yustina, 2007). Lebih lanjut Newman, (2007) menambahkan bahwa keputusan yang
dibuat para decision makers dapat
memiliki resiko serta ketidak pastian yang tinggi tanpa adanya jaminan
keberhasilan keputusan yang dibuat, dalam kenyataan terkadang proses membuat
keputusan (decision making) merupakan
sebuah proses trial and error.
Fenomena mengenai pengambilan keputusan terjadi di DJP. Menurut David
(2005) pengambilan keputusan di Dirjen Pajak belum optimal karena dalam
pengambilan keputusan yang ada masih mengejar keuntungan semata atau hanya
karena dipengaruhi oleh pihak-pihak lain. Selain itu menurut Daniri (2006)
masih belum adanya check & balance
dan akuntabilitas yang memadai serta tidak ada pembagian pengambilan keputusan
yang tepat atas perbedaan pendapat antara wajib pajak dan DJP.
Pelaksanaan keputusan itu sendiri lebih ditekankan pada sifat
kepemimpinan dari orang yang mengambil keputusan (Ibnu Sayamsi 2000: 2). Selain
itu, manajemen dalam menjalankan fungsi dan aktivitas bisnisnya yang meliputi Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan) dan Controlling (Pengendalian), senantiasa
memerlukan informasi untuk membuat keputusan (David Kroenke, 1989 : 10).
Mengambil keputusan akan rumit dan sulit apabila
informasi yang tersedia terbatas (Yoel, 2012). Informasi tersebut harus
dikelola dengan baik dengan cara mengatur sumberdaya informasi (Mc. Leod, 2004:
39). Karena informasi yang tidak akurat, adalah informasi sampah yang tidak ada
manfaat-nya bagi pengambilan keputusan (Anwar Nasution, 2007).
Dari uraian-uraian yang sudah ada secara umum dapat dikatakan bahwa
sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang dirancang untuk
menyediakan informasi (David, 1985). Sistem informasi manajemen menyediakan
informasi untuk pengabilan keputusan dan pengaruh perhatian baik dalam satuan
keuangan maupun non keuangan bagi manajer (Juseph W. Wikinson, 1993). Para
manajer memerlukan informasi keuangan sebagai dasar untuk mengambil keputusan
mengenai perusahaan atau bagian yang dipimpinnya (Mulyadi, 2012). Oleh karena
itu diperlukan Sistem informasi manajemen (SIM). Waters (2004).
Lebih lanjut Hall (2001) dan McLeod dan Schell (2001) mengklasifikasikan
sistem informasi menjadi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan Sistem Informasi
Manajemen (SIM), sistem pendukung keputusan (Decision Support System/DSS), kantor virtual (atau otomasi kantor)
dan sistem berbasis pengetahuan (knowlegde-based
system/expert system).
Sistem informasi manajemen merupakan kegiatan yang penting dalam suatu
organisasi atau perusahaan (Switser dan Waters, 2004), sehingga Moekijat
(2000:102), menambahkan bahwa pengembangan suatu sistem informasi manajemen
merupakan keharusan mutlak apabila pimpinan organisasi ingin melakukan
tugas-tugas kepemimpinannya dengan efektif. Karena dengan sistem informasi
manajemen, manajer dapat menerima informasi yang lebih akurat dan tepat waktu
mereka menjadi lebih cepat membuat keputusan sehingga sedikit manajer yang
dibutuhkan dalam struktur organisasi (Laudon, 2007: 107). Dan dapat membantu perusahaan
ke arah pencapaian tujuan dengan sukses (Anthony et al, 1989; Atkinson et al, 1995).
Fenomena mengenai sistem informasi manajemen terjadi di instansi Ditjen
Pajak yaitu terletak pada komponen sistem informasi manajemen, dimana hardware yang digunakan oleh Ditjen
Pajak kualitasnya belum sesuai dengan kebutuhan pengguna (Agus Martowardojo
dalam Siti Kurnia Rahayu, 2011). Sedangkan menurut Tobari (2012) hardware yang digunakan oleh Ditjen
Pajak kurang uptodate. Tidak hanya
itu pegawai pajak dalam mengakses informasi penerimaan pajak melalui sistem
Modul Penerimaan Negara, informasi tersebut tidak bisa diakses secara cepat
bahkan gagal (Ery, 2011). Kondisi ini disebabkan oleh bandwidth yang ada di Ditjen pajak masih kecil sehingga apabila
banyak diakses oleh pegawai pajak maka akan menjadi lamat (Tobari, 2012).
Selanjutnya Azhar Susanto (2008: 253) menjelaskan bahwa salah satu
komponen dalam sistem informasi adalah sumber daya manusia yang sangat penting,
karena ikut menentukan kesuksesan organisasi. Secanggih apapun struktur,
sistem, teknologi informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi, semua itu
tidak akan dapat berjalan dengan optimal tanpa didukung sumber daya manusia
(SDM) yang capable dan berintegritas.
Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah sistem
dan manajemen SDM, bukan semata-mata melakukan rasionalisaasi pegawai, karena
sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan bisa menghasilkan SDM yang
berkualitas (Siti Kurnia Rahayu, 2010: 114).
SDM dalam sistem informasi manajemen merupakan sumberdaya yang terlibat
dalam pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan
informasi (O’brien, 2010). Lebih lanjut Sugeng Wibowo (2011) menjelaskan bahwa
Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu proses pengolahan data yang akan
menghasilkan output berupa informasi. Sementara itu struktur organisasi akan
menentukan bagaimana arus informasi tersebut berjalan dalam suatu organisasi.
Karena sistem informasi dibangun untuk mengalirkan informasi sesuai dengan hirarki
dalam struktur organisasi (Scott, 2001: 8).
Semakin besar lapisan hirarki struktur organisasi akan semakin rumit
sistem informasi yang dibangun, selain itu rentang kendali dalam struktur
organisasi juga mempengaruhi sistem informasi (Scott, 2001:10). Semakin lebar
atau besar rentang kendali maka semakin efisien organisasi, karena mempercepat
proses pengambilan keputusan dan meningkatkan fleksibilitas (Robbins dan Judge,
2007:220) . Sistem informasi yang didesain untuk organisasi merupakan salinan
struktur komunikasi antar unit di dalam organisasi, sehingga kualitas produk
sistem informasi sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi (Nagappan et al.,
2009:1).
Struktur organisasi yang jelas dan teratur dapat
membantu untuk memeproleh informasi yang dibutuhkan, sebab dalam struktur
organisasi yang jelas dan teratur terdapat tugas dan tanggung jawab
masing-masing bagian yang harus dilakukan (Winardi, 2010). Sementara itu Robins
(1990) menambahkan bahwa struktur organisasi mengacu pada bagaimana tugas pekerjaan
dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi
merupakan salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya
(Robins dan Judge, 2007:236).
Selama ini struktur organisasi Ditjen Pajak didasarkan pada jenis pajak.
Dengan struktur organisasi seperti ini pelaksanaan tugas di lapangan seringkali
menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibatkan pelayanan dan pengawasan tidak
optimal (Djazoeli, 2005). Selanjutnya Nur (2007) menambahkan bahwa Dirjen Pajak
merasa perlu melakukan perubahan struktur organisasi dari berdasarkan per jenis
pelayanan menjadi organisasi dengan struktur berdasarkan fungsi. Pada April
2007, Dirjen Pajak melakukan perombakan besar-besaran di kantor pajak, sekitar
30 ribu karyawan berputar posisi, hal ini membuat beberapa karyawan kebingungan
dan menimbulkan demoralisasi di kantor Pelayanan Pajak (Wibowo, 2008). Belum
lagi pegawai yang sering mengeluh karena pekerjaan yang diemban lebih banyak
dari sebelumnya (Tobari, 2012).
Untuk melaksanakan perubahan secara lebih efektif dan efisien, sekaligus
mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, penyesuaian struktur organisasi DJP
merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dan sifatnya cukup strategis
(Prabu Kresna, 2012). Oleh karena itu, struktur organisasi harus juga diberi
fleksibilitas yang cukup untuk dapat selalu menyesuaikan dengan lingkungan
eksternal yang sangat dinamis, termasuk perkembangan dunia bisnis dan teknologi
(Siti Kurnia Rahayu, 2010).
Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh
Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajmen terhadap
Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada permasalahan tersebut diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini:
1.
Bagaimana struktur organisasi pada KPP di Kanwil
Jawa Barat I.
2.
Bagaimana sistem informasi manajemen pada KPP di
Kawil Jawa Barat I.
3.
Bagaimana pengambilan keputusan manajemen pada
KPP di Kanwil Jawa Barat I.
4.
Seberapa besar pengaruh struktur organisasi dan
sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen pada KPP di
Kanwil Jawa Barat I.
1.3 Maksud
dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud
Penelitian
Maksud dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk
menelitibagaimana pengaruh struktur organisasi dansistem informasi manajemen
terhadappengambilan keputusan manajemen di KPP Kanwil Jawa Barat I.
1.3.2 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam melakukan penelitian adalah
untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah diidentifikasikan di
atas yaitu:
1.
Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi
pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2.
Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi
manajemen pada KPP di Kawil Jawa Barat I.
3.
Untuk mengetahui bagaimana pengambilan keputusan
manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
4.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
struktur organisasi dan sistem informasi manajemen terhadap pengambilan
keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan. Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai
berikut:
1.4.1 Kegunaan
Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai
Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap
Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
1.4.2 Kegunaan
Akademis
1.
Bagi Pengembangan Ilmu:
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu
untuk menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran langsung mengenai
Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap
Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
2.
Bagi Instansi Akademik:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dari sisi akademik
mengenai Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap
Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
3.
Bagi Peneliti selanjutnya:
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang
yang sama yaitu Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen
terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
II.
KAJIA
PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian
Pustaka
2.1.1 Struktur
Organisasi
2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi
Pengertian
Struktur Organisasi menurut Stephen P. Robbins dalam Tim Indeks (2006:585)
adalah:
“Kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu
tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi dikelompokan, dan dikoordinasikan”.
Pengertian
Struktur Organisasi menurut Hasibuan (2004:128) adalah :
“Struktur organisasi yaitu mengambarkan tipe organisasi, pendepartemnan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenag pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan,
garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pemimpinan
organisasi”.
Sedangkan
Pengertian Struktur Organisasi menurut Richard M. Steersdalam M. Jamin
(1985:70) adalah :
“Struktur Organisasi merupakan cara selaras dalam menempatkan manusai
sebagai bagian organisasi pada suatu hubungan yang relatif tetap, yang sangat
menetukan pola-pola interaksi, koodinasi dan tingkah laku yang berorientasi
pada tugas”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa Struktur Organisasi adalah pola hubungan antara
individu dalam suatu kelompok sosial dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
secara formal dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan sehiga merupakan sebuah
kesatuan yang harmonis yang diarahkan secara trus menerus pada satu tujuan
tertentu.
2.1.1.2 Indikator Struktur Organisasi
Suatu Struktur Organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokkan dan dikoordinasi secara formal. Adapun indikator mengenai
Struktur Oraganisasi menurut Stephen Robbins dalam Tim Indeks (2006: 585-593)
adalah sebagai berikut :
1. Spesialisasi Kerja :
Spesialisasi maksudnya adalah sampai tingkat
mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan yang
terpisah-pisah. Hakikatnya, daripada dilakukan satu individu, lebih baik
pekerjaan tersebut dipecah menjadi sejumlah langkah dan tiap langkah
dilaksanakan oleh individu yang berlainan. Spesialisasi meningkatkan efisiensi,
tapi pada tingkat tertentu, spesialisasi menimbulkan kerugian-kerugian. Contoh
kerugian yang mungkin timbul adalah kebosanan, kelelahan, stres, produktifitas
kerja rendah, kualitas kerja buruk, meningkatkan mangkir kerja/membolos, bahkan
pada perusahaan swasta bisa meningkatkan jumlah pekerja yang keluar dari
perusahaan.
2.
Departementalisasi :
Departementalisasi maksudnya adalah dasar yang dipakai dalam
pengelompokan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat
dikoordinasikan dengan lebih baik. Penggolongan pekerjaan dapat dilakukan atas
dasar fungsi, produk, lokasi/geografi, pelanggan, atau kategori lain.
3.
Rantai Komando :
Rantai Komando adalah garis tidak terputus dari wewenang yang tertentu,
dari puncak organisasi sampai ke eselon terbawah. Intinya, rantai komando
memperjelas siapa melapor ke siapa. Agar berjalan dengan baik, rantai komando
memerlukan dua unsur pelengkap, yaitu:
1)
Wewenang, yaitu hak-hak yang melekat dalam
posisi manajerial untuk memberi perintah dan mengharapkan agar perintah itu
dipatuhi.
2)
Kesatuan komando, yaitu seorang bawahan
seharusnya punya satu atasan kepada siapa ia bertanggung jawab langsung.
4.
Rentang Kendali :
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diatur manajer secara
efektif dan efisien. Dalam rentang kendali yang lebar, terdapat efisiensi dalam
hal biaya, tetapi kurang efektif, karena penyelia/supervisor/atasan tidak punya cukup waktu untuk memberi
kepemimpinan dan dukungan kepada bawahan. Sedangkan jika rentang kendalinya
kecil, konsekwensinya adalah adanya kontrol yang akrab. Meskipun demikian,
akibat negatifnya adalah
1)
Mahal, karena harus menambah tingkat manajemen.
2)
Komunikasi vertikal menjadi rumit karena hirarki
tambahan memperlambat pengambilan keputusan.
3)
Cenderung pengawasannya lebih ketat dan
berlebihan sehingga tidak mendorong otonomi karyawan. Kecenderungan dalam
praktek manajemen adalah rentang kendali yang lebar.
5.
Sentralisasi dan Desentralisasi :
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada
suatu titik tunggal dalam organisasi. Sedangkan dalam desentralisasi ada
keleluasaan, dimana pengambilan keputusan didorong ke bawah pada tingkat
pekerja terendah.
6.
Formalisasi :
Formalisasi adalah suatu tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu
dibakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan, pelaksana pekerjaan hanya punya
sedikit keleluasaan tentang
apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana
seharusnya mengerjakannya. Dalam formalisasi, siapapun yang melaksanakan
pekerjaan, dengan input dan proses
yang sama, maka akanmenghasilkan output
yang konsisten dan seragam. Dalam kondisi formalisasi yang tinggi terdapat:
1)
Uraian jabatan yang tersurat,
2)
Banyak aturan organisasi,
3) Prosedur
yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi.
2.1.2 Sitem
Informasi Manajemen
2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Pengertian
Sistem menurut Mulyadi (2008 : 5) adalah sebagai berikut :
“Sekelompok
dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (subsistem-subsistem
yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama)”.
Pengertian
Sistem menurut Winarno (2006 : 114) adalah sebagai berikut :
“Sekumpulan
komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Pengertian Sistem menurut McLeod (2001: 11) adalah sebagai berikut:
“Asistem is a group of elements that are
integrated with the common porpose of achieving an objective”. Sistem
adalah sekelompok elemen yang terintegritasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian
Informasi menurut Jogiyanto (2005; 8) adalahsebagai berikut :
“Informasi diartikan sebagai data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya” .
Pengertian
Informasi menurut Kusrini (2007:7) adalah sebagai berikut :
“Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berguna bagi pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau
mendukung sumber informasi”.
Pengertian
Informasi menurut McLeod (2001: 15) adalah sebagai berikut:
“Data
yang telah diproses, atau data yang memiliki arti”.
Sedangkan
pengertian Sistem Informasi menurut Husain dan Wibowo (2002) adalah sebagai
berikut :
”Sistem Informasi adalah seperangkat komponen
yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan
dalam organisasi”.
Definisi
Sistem Informasi menurut Azhar Susanto (2008:52) adalah sebagai berikut :
“Sistem informasi adalah kumpulan dari subsistem apapun baik phisik ataupun non
phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis
untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti
dan berguna”.
Sedangkan
menurut definisi dari Robert A.leitch dan K.Roscoe Davis dalam Jogiyanto (2005;11)
adalah sebagai berikut:
“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian ,
mendukung operasi ,bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan”.
Sedangkan
pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) Scoot, dalam Komarudin dan
Sastradipoera (2005:
1) adalah sebagai berikut :
“Serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan
secara rasional terpadu dalam mentrasformasi data, sehingga menjadi informasi
melalui serangkaian cara untuk meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan
gaya dan sifat manajer atas dasar kretiria mutu yang telah ditetapkan”.
Pengertian
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurutFrederick H.Wudalam Jogiyanto
(2005 : 14) SIM adalah
sebagai berikut :
“Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal didalam suatu organisasi
yang bertangung jawab mengumpulkan dan mengelola data untuk menghasilkan
informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan
perencanaan dan pengendalian”.
Sedangkan
menurut Gordon.B Davisdalam Jogiyanto (2005: 15) adalah sebagai berikut :
“Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi
untuk menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis dapat menarik
kesimpulan
bahwa
Sistem Informasi Manajemen adalah seluruh rangkaian aktivitas kerja sistem
informasi yang membentuk satu kesatuan sistem dengan tujuan yang sama melalui
proses pengumpulan, penyimpanan, pengolahan sampai akhirnya menghasilakan
informasi yang berguna bagi seluruh
anggota
organisasi (pemimpin dan staf) untuk membuat kebijakan atau menentukan
keputusan menjadi lebih baik berkenaan dengan kepentingan organisasi.
2.1.2.2 Indikator Sistem Informasi Manajemen
Adapun
indikator sitem informasi manajemen menurut Gordon B. Davis dalam Bob
Widyahartono (1991: 60) adalah sebagai berikut:
1.
Hardware
(Perangkat Keras).
Perangkat
keras bagi suatu sistem informasi manajemen terdiri dari masukan/keluaran, unit
penyimpanan file, peralatan
penyimpanan data dan terminal masukan.
2.
Software
(Perangkat Lunak).
Perangkat
lunak dapat dibagi dalam tiga jenis utama:
a.
Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem
pengoperasian dan manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem
komputer.
b.
Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model
analisis dan keputusan.
c.
Aplikasi perangkat lunak yang terdiri dari
program yang secara spesipik dibuat untuk setiap aplikasi.
3.
Database/File.
File yang berisikan program dan data dibuktikan
dengan adanya media penyimpanan fisik
yang disimpan di perpustakaan file. File
juga meliputi keluaran tercetak dalam catatan lain atas kertas, mikro film dan
sebagianya.
4.
Prosedur.
Prosedur
merupakan komponen fisik, berbentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi.
Tiga jenis prosedur yang dibutuhkan yaitu:
a.
Intruksi untuk pemakai,
b.
Intruksi untuk penyiapan masukan,
c.
Intruksi pengoperasian untuk karyawan pusat
komputer.
5.
Brainware
(Personalia Pengoprasian).
Operator
komputer, analisa sistem, pembuatan program, personalia penyiapan data,
pimpinan sistem informasi.
6.
Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yangmenghubungkan
komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya serta dikendalikan melalui
software komunikasi.Sumber daya
jaringandapat berupa media komunikasi seperti kabel, satelit, seluler dan
dukunganjaringan seperti modem, software pengendali serta prosesor antar
jaringan.
2.1.3 Pengambilan
Keputusan Manajemen
2.1.3.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Manajemen
Pengertian
Keputusan menurut Ukas (2004: 140) adalah sebagai berikut:
“Serangkaian dari pada proses pemikiran tentang suatu masalah yang
dihadapi. Kejituan setiap tindakan yang diambil oleh manajer sangat mentukan
terhadap untuk keputusan yang diambilnya dan kemungkinan keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang digunakan”.
Menurut
Ibnu Syamsi (2000: 7), keputusan adalah sebagai berikut: “Hasil dari pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan tegas” Pengertian Keputusan menurut Salusu
(1996: 51) adalah sebagai berikut:
“Sebuah
kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan ialah menganalisis
beberapa kemungkinan atau alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya”.
Pengertian Pengambilan Keputusan menurut Endah Murtana
Sari (2009) adalah sebagai
berikut :
“Tindakan
manajemen dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran”.
Pengertian
Pengambilan Keputusan menurut Moekijat (2005 : 137) adalah sebagai berikut :
“Merupaka suatu proses pemilihan dari beberapa
alternatif yang dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, alternatif yang
terbaik untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan suatu pertentengan”.
Pengertia
Pengambilan Keputusan menurut pendapat Siagian (2006: 19) adalah sebagai
berikut :
“Inti kepemimpinan karena pengambilan keputusan adalah kegiatan
intelektual yang secara sadar dilakukan olehseseorang sehingga lebih menjamin
bahwa hal-hal yang dihadapi oleh organisasi telah diperhitungkan sebelumnya dan
dengan demikian terhindar dari berbagai jenis pendekatan”.
maksud
untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis dapat
menarik kesimpulan pada hakekatnya pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan dan proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif
untuk aktivitas dan kegiatan pada masa yang akan datang yang diambil oleh
manajemen/ manajerial untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.1.3.2 Indikator Pengambilan Keputusan Manajemen
Indikator
Pengambilan Keputusan menurut Ibnu Syamsi (2002: 12) adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan.
Tujuan
tersebut harus disesuaikan dengan tingkat relevansi dengan kebutuhan, kejelasan
dan kemampuan mempredeksi.
2.
Identifikasi Alternatif
Identifikasi alternatif maksudnya adalah untuk mencapai tujuan tersebut,
kiranya perlu dibuatkan beberapa alternatif, yang nantinya perlu dipilih salah
satu yang dianggap paling tepat.
3.
Faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya.
Faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya artinya adalah keberhasilan
pemilihan alternatif itu baru dapat diketahui setelah putusan itu dilaksanakan.
Waktu yang akan datang tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itu
kemampuan pimpinan untuk memperkirakan masa yang akan datang sangat menentukan
terhadap berhasil tidaknya keputusan yang akan dipilihnya.
4.
Dibutuhkan sarana untuk mengukur hasil yang
dicapai.
Dibutuhkan sarana untuk mengukur hasil yang dicapai maksudnya adalah,
masing-masing alternatif pelru disertai akibat positif dan negatifnya, termasuk
sudah diperhitungkan didalamnya uncontrollable
evnts-nya. Alternatif-alternarif mengunakan sarana atau alat untuk mengukur
yang akan diproleh atau pengeluaran yang perlu dilakukan dari setiap kombinasi
alternatif keputusan dan pristiwa diluar jangakauan manusia itu.
2.2 Kerangka
Pemikiran
2.2.1 Pengaruh
Struktur Organisasi terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen
Menurut Syamsi (2000: 23) mengemukakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan adalah keadaan internal organisasi, keadaan
internal organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada dalam organsasi
tersebut, keadaan internal organisasi antaralain meliputi dana yang tersedia,
keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan
organisasi dan struktur organisasi.
Dengan struktur organisasi yang sesuai dengan perusahaan akan semakin
lebih efisien dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan (M. Fitiri dan
Widho, 2002). Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ridah
Suaib (2008) menyatakan bahwa struktur organisasi mempengaruhi peningkatan
kinerja karyawan terutama didukung dengan adanya ketepatan pembagian tugas dan
tanggung jawab.
Hasil
penelitian tersebut didukung oleh Robins (1996) yang menyatakan bahwa:
“Struktur organisasi merupakan alat pengendalian
organisasional yang menunjukkan tinggkat pelimpahan wewenang pimpinan puncak
dalam pembuatan keputusan yang secara ekstrim dikelompokkan menjadi dua, yaitu
sentralisasi dan desentralisasi”.
Sedangkan
Widjajanto (2001; 18) juga menambahkan bahwa:
“Struktur Organisasi adalah struktur hierarki yang menujukan suatu
susunan pembagian tangung jawab menurut pungsi hirarkis yang ditunjukan untuk
pengambilan keputusan individu dalam suatu organisasi”.
2.2.2 Pengaruh
Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen
Menurut Edward Harvey (2008) menyatakan bahwa teknologi pada suatu
organisasi dapat menyediakan alat untuk menganalisis yang berguna untuk
penyelidikan dari sejumlah proses organisasi, termasuk pengambilan keputusan
dan pola intra organisasi. Sistem Informasi Manajemen yang berbasis komputer
dapat menjadikan informasi sebagai bahan dalam pengambilan keputusan yang
bermutu, bernilai dan berkualitas, dengan sistem informasi manajemen yang
berbasis komputer, para pimpinan/ manajer dapat lebih mudah, murah, efisien dan
efektif dalam upaya pengambilan keputusan (Ali akbar, 2010)
Selanjutnya penelitian yang dilakukan Pancawati (1997) menunjukan bahwa
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang bertujuan untuk
pengambilan keputusan, dalam pengambilan keputusan semakin rendah level
manajemen semakin diperlukan informasi lebih detail dan dalam scope yang lebih luas. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ibnu Syamsi (2000: 12), tujuan utama
Sistem Informasi Manajemen (SIM)adalah “The
primary objective of Management Information System (Mis) is thus to aid the
manager in making timelyand informed decisions”. (tujuan utama Sistem
Informasi Manajemen adalah untuk membantu
pimpinan dalam membuat keputusan secara cepat dan tepat).
Selanjutnya dalam penelitian Fitri Rahmandan dan Widho Bijaksana (2002)
menyatakan bahawa Dengan sistem informasi manajemen yang baik akan memberikan
pengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para
manajer dalam mecapai tujuan organisasi/perusahaan. Untuk itu pengambilan
keputusan memerlukan data yang up to date
(segar), dapat dipertangung jawabkan dan dapat menjangkau semua level dalam
organisasi (Ria Arifianti, 2009).
Scoot
juga menambahkan dalam Sastradipoera, (2001: 34) yang menyatakan bahwa: “Sistem
informasi manajemen (SIM) merupkan sistem yang bekerja menghimpun data yang
diproses (dalam arti dirangkum, diklasifikasikan dan difroyeksikan) sedemikan
rupa sehinga himpunan data itu menghasilkan informasi yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan, mengukur pelaksanaan, membantu perkembangan dan
memberikan pengetahuan untuk pengawasan sehingga tujuan menjadi tercapai”.
Sedangkan Robert
G. Murdick dan
Joel E. Ross
dalam Sastradipoera (2001:
34)
menyatakan bahwa:
“Sistem informasi manajemen merupakan sistem yang bekerja untuk
menghimpun, menganalisis, menyimpan dan menyajikan data bagi para pembuat
keputusan manajemen pada semua tingkatan untuk manajemen arus sumberdaya dalam
bentuk bahan-bahan, pekerja, uang dan fasilitas dan mesin”.
Raymond
McLeod (1996: 54) juga mengemukakan bahwa:
“SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyedikan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa.Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam
perusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah”.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap
Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP Kanwil Jawa Barat I. Baik secara
simultan maupun parsial.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah struktur organisasi, sistem
informasi manajemen dan pengambilan keputusan manajem. Penelitian ini
dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa barat I.
3.2 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian
deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui
hubungan yang signifikan antara variable yang diteliti sehingga menghasilkan
kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
3.2.1 Desain Penelitian
Langkah-langkah
desain penelitian menurut Menurut Sugiyono (2011:13) menyatakan bahwa:
1.
Sumber Masalah
Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian
sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi
masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di masyarakat. Dalam
penelitian ini penulis mengambil judul Pengaruh Struktur Organisasi (X1)
dan Sistem Informasi Manajemen (X2) terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen (Y).
2.
Rumusan Masalah.
Rumusan
masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan
data. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
5.
Bagaimana struktur organisasi pada KPP di Kanwil
Jawa Barat I.
6.
Bagaimana sistem informasi manajemen pada KPP di
Kawil Jawa Barat I.
7.
Bagaimana pengambilan keputusan manajemen pada
KPP di Kanwil Jawa Barat I.
8.
Seberapa besar pengaruh struktur organisasi dan
sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen pada KPP di
Kanwil Jawa Barat I.
3.
Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang
relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis),
maka peneliti mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah. Selain itu
penemuan penelitian
sebelumnya yang relevan juga digunakan sebagai
bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
(hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis
yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang
merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan
yang rasional.
4.
Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (faktual). Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh struktur organisasi dan sistem informasi manajemen terhadap
pengambilan keputusan manajemen (survey pada 10 KPP di Kanwil Jawa Barat I)
5.
Metode penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan
metode descriptive analysis dan verifikatif. Metode descriptive analysis digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua dan ketiga yaitu:
1.
Bagaimana struktur organisasi pada KPP di Kanwil
Jawa Barat I.
2.
Bagaimana sistem informasi manajemen pada KPP di
Kawil Jawa Barat I.
3.
Bagaimana pengambilan keputusan manajemen pada
KPP di Kanwil Jawa Barat I. Sedangakan metode verifikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah keempat
yaitu:
4.
Seberapa besar pengaruh struktur organisasi dan
sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen pada KPP di
Kanwil Jawa Barat I.
6.
Menyusun instrumen penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat
menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul
data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman
wawancara. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen
penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reabilitasnya. Dimana validitas
digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reabilitas digunakan
untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setalah data
terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya
peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai:
1.
Struktur organisasi yang diperoleh dari data
kuesioner yang akan diisi oleh Pegawai Pajak pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2.
Sistem informasi manajemen yang akan diisi oleh
Pegawai Pajak pada KPP di Kawil Jawa Barat I.
3.
Pengambilan keputusan manajemen yang akan diisi
oleh Pegawai Pajak pada
KPP
di Kanwil Jawa Barat I.
Selanjutnya
penulis mulai menggunakan perhitungan dengan menggunakan MSI (Method Succesive Interval) untuk menaikkan skala ordinal menjadi interval,
sebagai syarat untuk menggunakan
analisis regresi linier berganda.
7.
Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah.
Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi
masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel-variabel independen Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen, serta variabel dependen Pengambilan keputusan Manajemen. Adapun tabel operasionalisasi sesuai dengan kedua variabel tersebut adalah sebagai
berikut :
Variabel
Struktur
Organisasi (X1)
Sistem Informasi
Manajemen (X2)
Pengambila
n
Keputusan
Manajemen
(Y)
Tabel
3.1
Operasionalisasi
Variabel
Konsep
|
|
Indikator
|
Skala
|
No.
|
|
Kuesioner
|
|
|
|
|
|
“Kerangka kerja formal
|
1.
|
Spesialisasi pekerjaan.
|
Ordinal
|
1-8
|
organisasi
yang dengan
|
2.
|
|
|
|
|
Departementalisasi.
|
|
|
kerangka
kerja itu tugas-
|
3.
|
Rantai komando.
|
|
|
tugas
pekerjaan dibagi-bagi
|
4.
|
Rentang kendali.
|
|
|
dikelompokan,
dan
|
5.
|
Sentralisasi dan
|
|
|
dikoordinasikan”.
|
|
Desentralisasi.
|
|
|
Stephen
P. Robbins dalam
|
6.
|
Formalisasi.
|
|
|
|
|
|
|
|
Tim
Indeks (2006:585)
|
Stephen
Robbins dalam
|
|
|
|
Tim
Indeks (2006)
|
|
|
“Sistem Informasi
|
1.
|
Hardware
|
Ordinal
|
9-15
|
Manajemen merupakan
|
2.
|
Software
|
|
|
suatu
sistem yang
|
3.
|
Data Base
|
|
|
melakukan
fungsi-fungsi
|
4.
|
Prosedur
|
|
|
untuk
menyediakan semua
|
5.
|
Brainware
|
|
|
informasi
yang
|
6.
|
Jaringan
|
|
|
mempengaruhi
semua
|
|
|
|
|
|
operasi organisas”
|
Gordon B. Davis dalam Bob
|
|
|
|
Widyahartono
(1991)
|
|
|
(Jogiyanto,2005:
15)
|
|
|
|
|
|
“Inti kepemimpinan karena
|
5.
|
Tujuan
|
Ordinal
|
16-21
|
pengambilan
keputusan
|
6.
|
Identifikasi
Alternatif
|
|
|
adalah
kegiatan intelektual
|
7.
|
Faktor
yang tidak dapat
|
|
|
yang secara sadar
|
|
diketahui sebelumnya
|
|
|
dilakukan
olehseseorang
|
8.
|
Dibutuhkan
sarana
|
|
|
sehingga
lebih menjamin
|
|
untuk
mengukur hasil
|
|
|
bahwa
hal-hal yang
|
|
yang
dicapai.
|
|
|
dihadapi
oleh organisasi
|
|
|
|
|
|
telah
diperhitungkan
|
Ibnu
Syamsi (2002)
|
|
|
sebelumnya dan dengan
|
|
|
|
|
|
demikian
terhindar dari
|
|
|
|
|
|
berbagai
jenis pendekatan”.
|
|
|
|
|
|
Siagian
(2006: 19)
|
|
|
|
|
|
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Reseach). Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan
dengan cara:
1.
Penelitian Lapangan (Field Research)
a.
Wawancara (Interview),
yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung
dengan pihak- pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan
yang penulis teliti.
b.
Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan
adalah kuesioner tertutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah Pegawai
pajak
yang MPN, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut.
2. Penelitian
kepustakaan (Library Reseach)
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur
dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa
buku-buku (text book), peraturan
perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki
hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk
memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan
akan
dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam
penelitian ini.
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,
terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik
yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat
ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan atau pernyataan yang
layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.
3.2.4 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di
Kanwil Jawa barat I. Unit observasi/pengamatan pada penelitian ini adalah
pegawai pajak di bagian pengolahan data dan informasi yang ada di Kantor
Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa bara I.
3.2.5 Teknik Penarikan Sampell
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh. Menurut Sugiyono (2011:85) menjelaskan bahwa:
“Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”.
3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis Rancangan
Analisis
1.
Analisis Kualitatif
2.
Analisi Kuantitatif
·
Uji Asumsi Klasik
·
Analisis Regresi Linier Sederhana
·
Analisis Korelasi (Pearson)
·
Koefisien Determinasi Rancangan Pengujian Hipotesis
1.
Menentukan Hipotesis Statistik
Ho : ρ = 0 Struktur organisasi dan Sistem Informasi Manajemen tidak
berpengaruh signifikan terhadap Pengambilan keputusan Manajemen.
Ha : ρ ≠ 0 Struktur organisasi dan Sistem Informasi Manajemen
berpengaruh signifikan terhadap Pengambilan keputusan Manajemen.
2.
Penetapan Tingkat Signifikansi
α =
0,05 dengan df = n - 2 = 30 - 2 = 28
3.
Uji Hipotesis uji “t”
Kriteria
:Ha diterima jika t hitung ≥ t tabel
Ha ditolak jika
t hitung ≤ t tabel
4. Menggambarkan
daerah Penerimaan dan Penolakan
IV. Hasil Penelitian
dan Pembahasan
4.1 Analisis Deskriptif
1.
Analisis
Deskriptif Stuktur Organisasi
Hasil
perhitungan persentase total skor tanggapan responden pada variabel sturktur
organisasi
sebesar
77% berada di antara interval 68.01%–84.00%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I
secara umum baik, namun belum mencapai tingkat ideal (100%) yang diharapkan.
Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak bahwa persentase skor
tanggapan responden pada sebagian besar indikator juga berada pada interval
68,01%–84,00% yang termasuk dalam kategori baik. Hanya indikator rantai komando
berada pada interval 84,01%-100% yang termasuk dalam katagori sangat baik.
Artinya struktur organisasi di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di
Kanwil Jawa Barat I baik. Dan hal ini menunjukkan adanya perubahan struktur
organisasi dari berdasarkan per jenis pelayanan menjadi berdasarkan fungsi.
Perubahan ini dibuat agar struktur organisasi menjadi lebih ramping, sehingga
dapat meningkatkan efektifitas Kantor Pelayanan Pajak (Nur, 2007).
Agar
lebih jelas penulis juga akan menyajikan gambaran struktur organisasi pada
masing-masing indikator, indikator tersebut diukur dengan menggunakan 6 (enam)
indikator dan kemudian dioperasionalisasikan menjadi 8 (delapan) butir
pernyataan.
2. Analisis
Deskriptif Sistem Informasi Manajemen
Hasil perhitungan persentase total skor
tanggapan responden pada variabel sistem informasi manajemen sebesar 78.57%
berada di antara interval 68.01%–84.00%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa
Barat I secara umum sudah baik. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator
tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada sebagian besar indikator
juga berada pada interval 68.01%–84.00% yang termasuk dalam kategori baik.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata sistem informasi manajemen yang diterapkan
pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik, tetapi belum
mencapai tingkat ideal (100%) dan ditemukan gap 21.43%. Gap ini merupakan hal
yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sistem informasi manajemen
pada Kantor Pelayanan Pajak yang ada di Kanwil Jawa Barat 1.
3.
Pengambilan Keputusan Manajemen
Hasil perhitungan persentase total skor tanggapan responden pada
variabel pengambilan keputusan manajemen sebesar 78,44% berada di antara
interval 68.01% – 84,00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di wilayak Kanwil Jawa Barat I
secara umum sudah baik. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak
bahwa persentase skor tanggapan responden pada sebagian besar indikator juga
berada pada interval 68.01% – 84.00% yang termasuk dalam kategori baik. Tetapi
masih dibawah ideal (skor100%) dan ditemukan gap 21,56%. Gap ini merupakan hal
yang patut diperhatikan untuk meningkatkan pengambilan keputusan manajemen pada
KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Dan hal ini
sama dengan fenomena yang disebutkan pada latar belakang bahwa pengambilan
keputusan pada Dirjen Pajak masih belum adanya check & balance dan akuntabilitas yang memadai serta tidak ada
pembagian pengambilan keputusan yang tepat atas perbedaan pendapat antara wajib
pajak dan DJP (Daniri, 2006).
1.2 Analisis Verifikatif
1. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regressi
linier berganda, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari
regressi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normalitas, uji multikolinieritas
(untuk regressi linear berganda), uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi (untuk data yang
berbentuk deret waktu). Pada penelitian ini
hanya tiga asumsi yang disebutkan diatas tersebut diuji karena data yang
dikumpulkan tidak mengandung unsur deret waktu maka tidak dilakukan uji autokorelasi.
1.
Hasil Pengujian Normalitas
Dari uji Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,550. Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5%
(0.05), maka disimpulkan bahwa model regressi
berdistribusi normal
2.
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Melalui nilai VIF yang diperoleh tidak ada korelasi yang cukup kuat
antara sesama variabel bebas, dimana nilai VIF dari kedua variabel bebas masih
lebih kecil dari 10 dan dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel bebas.
3.
Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Berdasarkan hasil korelasi yang diperoleh indikasi bahwa residual (error) yang muncul dari persamaan
regresi mempunyai varians yang sama (tidak terjadi heteroskedastisitas), dimana nilai signifikansi (sig) dari masing-masing koefisien
korelasi kedua variabel bebas dengan nilai absolut
error (0,584 dan 0,204) masih lebih besar dari 0,05.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi digunakan untuk memprediksi dan
menguji perubahan yang terjadi pada Pengambilan Keputusan Manajemen yang dapat
diterangkan atau dijelaskan oleh perubahan kedua variabel independen (Struktur
Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen). Berdasarkan hasil pengolahan data
menggunakan cara perhitungan komputerisasi dengan menggunakan media program
komputer yaitu PASW 18 for windows
dan diperoleh hasil output regresi
sebagai berikut :
Tabel
4.28
Hasil
Perhitungan Koefisien Regresi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Coefficientsa
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Model
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Standardized
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Unstandardized Coefficients
|
|
|
Coefficients
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
Std. Error
|
|
|
Beta
|
|
|
|
t
|
|
|
|
Sig.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
|
(Constant)
|
|
|
-.091
|
|
.352
|
|
|
|
|
|
|
-.260
|
|
.797
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Struktur
|
|
|
.662
|
|
|
.150
|
|
|
|
.566
|
|
|
4.403
|
|
|
.000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SIM
|
|
|
|
|
.416
|
|
|
|
.141
|
|
|
|
.379
|
|
|
|
2.946
|
|
|
|
.007
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Dependent
Variable: Keputusan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber
: Data Primer yang telah diolah, 2013
|
|
|
|
|
|
|
Dari tabel diatas dibentuk persamaan regresi linier
sebagai berikut :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Y = -0,091 + 0,662 X1 + 0,416 X2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dimana
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Y = Pengambilan Keputusan
Manajemen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X1
|
=
Struktur Organisasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X2
|
=
Sistem Informasi Manajemen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan
persamaan prediksi diatas, maka dapat diinterpretasikan koefisien regressi
|
dari
masing-masing variabel independen sebagai berikut:
·
Koefisien struktur organisasi sebesar 0,662
menunjukkan bahwa setiap peningkatan struktur organisasi sebesar satu satuan
diprediksi akan meningkatkan pengambilan keputusan manajemen sebesar 0,662
satuan dengan asumsi sistem informasi manajemen tidak berubah.
·
Koefisien sistem informasi manajemen sebesar
0,416 menunjukkan bahwa setiap peningkatan sistem informasi manajemen sebesar
satu satuan diprediksi akan meningkatkan pengambilan keputusan manajemen
sebesar 0,416 satuan dengan asumsi struktur organisasi tidak berubah.
·
Nilai konstanta sebesar -0,091 menunjukan nilai
prediksi rata-rata pengambilan keputusan manajemen apabila struktur organisasi
dan sistem informasi manajemen sama dengan nol.
4.2.1 Pengaruh Struktur Organisasi (X1) Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen (Y) Secara Parsial
a.
Korelasi Pengaruh
Struktur Organisasi (X1) Dengan Pengambilan Keputusan Manajemen
(Y) Ketika Sistem Informasi Manajemen Tidak
Berubah
Koefisien korelasi antara Struktur Organisasi
dengan Pengambilan Keputusan Manajemen dapat dilihat dari hasil perhitungan
dengan perhitungan PASW 18 for windows.
Hubungan antara struktur organisasi dengan
pengambilan keputusan manajemen ketika sistem informasi manajemen tidak berubah
adalah sebesar 0,646 dengan arah positif. Artinya hubungan antara struktur
organisasi dengan pengambilan keputusan manajemen kuat. Ini menggambarkan bahwa
ketika struktur organisasi semakin baik maka akan meningkatkan pengambilan
keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I.
Kemudian besar pengaruh struktur organisasi dengan pengambilan keputusan
manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I ketika Sistem
Informasi
Manajemen tidak berubah adalah (0,646)2 ´ 100% = 41,7%.
b. Pengujian
Hipotesis
Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis
pada uji parsial (uji t) dengan taraf kesalahan 5% dan db = n–k–1 = 30-2-1 = 27
adalah 2,052.
Struktur Organisasi Tidak Berpengaruh Terhadap Pengambilan
Keputusan
Manajemen
Struktur
Organisasi Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan
Manajemen
Untuk menguji hipotesis diatas terlebih dahulu
dicari nilai thitung variabel Struktur Organisasi, dari keluaran software SPSS.18 for windows seperti terlihat pada tabel 4.30
diperoleh
nilai thitung sebesar 4,403.
Karena nilai thitung (4,403) lebih besar dari t tabel (2,052) maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan
bahwa Pengaruh Stuktur Organisasi berpengaruh terhadap Pengambilan
Keputusan Manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I.
4.2.2 Pengaruh Sistem Informasi Manajemen (X2) Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen (Y) Pada KPP Pratama di
Kanwil Jawa Barat I secara Parsial
a.
Korelasi
Pengaruh Sistem Informasi Manajemen (X2)
Dengan Pengambilan Keputusan Manajemen (Y) Ketika Sistem Informasi Manajemen
Tidak Berubah
Koefisien korelasi antara Sistem Informasi Manajemen Dengan Pengambilan
Keputusan Manajemen etika Struktur Organisasi Tidak Berubah dapat dilihat dari
hasil perhitungan dengan perhitungan PASW
18 for windows.
Hubungan antara sistem informasi manajemen dengan pengambilan keputusan
manajemen Ketika struktur organisasi tidak mengalami perubahan adalah sebesar
0,493 dengan arah positif. Artinya hubungan antara sistem informasi manajemen
dengan pengambilan keputusan manajemen termasuk cukup kuat. Ini menggambarkan
bahwa ketika sistem informasi manajemen semakin tinggi, maka akan meningkatkan
pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa
Barat I. Kemudian besar pengaruh sistem informasi manajemen dengan pengambilan
keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I ketika
struktur organisasi
tidak berubah adalah (0,493)2 ´ 100% = 24,3%.
b. Pengujian
Hipotesis
Dugaan sementara Sistem Informasi Manajemen berpengaruh terhadap
Pengambilan Keputusan manajemen karena itu peneliti menetapkan hipotesis
penelitian untuk pengujian dua pihak dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
H0 :b2 = 0 Sistem
Informasi Manajemen Tidak Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen
Ha : b2≠ 0 Sistem
Informasi Manajemen Berpengaruh Terhadap Pengambilan
Dari
keluaran software SPSS.18 for windows seperti terlihat pada tabel
4.31 diperoleh nilai
thitung variabel Sistem Informasi Manajemen sebesar
2,946. Karena nilai thitung (2,946) lebih besar dari ttabel
(2,052) maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
dengan
tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi
Manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengambilan Keputusan
Manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I.
4.2.3Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem
Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP Pratama
di Kanwil Jawa Barat I
a. Koefisien Korelasi Simultan Struktur
Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan
Manajemen
Nilai R (0,861) pada tabel 4.33 menunjukkan
kekuatan hubungan kedua variabel bebas (struktur organisasi dan sistem
informasi manajemen) secara simultan dengan pengambilan keputusan manajemen.
Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara simultan kedua
variabel bebas (struktur organisasi dan sistem informasi manajemen) memiliki
hubungan yang sangat kuat dengan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor
Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa barat I.
Sementara nilai R-Square sebesar 0,741 atau
74,1% menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari struktur
organisasi dan sistem informasi manajemen secara simultan mampu menerangkan
perubahan yang terjadi pada pengambilan keputusan manajemen sebesar 74,1
persen. Artinya secara bersama-sama variabel bebas (struktur organisasi dan
sistem informasi manajemen) memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 74,1%
terhadap perubahan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak
Kanwil Jawa Barat I. Sisanya pengaruh faktor -faktor lain yang tidak diamati adalah
sebesar 25,9%, yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel bebas
yang diteliti.
b. Pengujian
Hipotesis
Pengujian secara bersama-sama bertujuan untuk
membuktikan apakah Struktut Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen
dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut :
Ho1 :
b1 =
b2
= 0
Ha1 :
Ada bi ¹ 0
Struktur
organisasi dan sistem informasi manajemen secara bersama-sama Tidak berpengaruh
terhadap keputusan manajemen
Struktur organisasi
dan sistem informasi manajemen secara bersama-sama Berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan manajemen
Berdasarkan tabel
anova di atas dapat dilihat nilai Fhitung dari hasil pengolahan data sebesar 38,585 dan
nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan nilai F dari
tabel. Dari tabel F
diperoleh nilai Ftabel dengan db1 = 2 dan db2 = 30-2-1= 27 sebesar
3,354. Karena Fhitung (38,585) lebih besar dari Ftabel (3,354) maka pada tingkat kekeliruan 5% (α =
0.05) diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya dengan tingkat
kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa Struktur
Organisasi
dan Sistem Informasi Manajemen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
signifikan terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak
di Wilayah Jawa Barat I.
V.
Kesimpulan
dan Saran 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Struktur Organisasi dan
Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di
KanwilJawa Barat I, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak
di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Berdasarkan spesialisasi
pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi
& desentralisasi serta formalisasi sudah termasuk dalam katagori baik
bahkan pada indicator rantai komando termasuk dalam katagori sangat baik.
2. Sistem
informasi manajemen yang digunakan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa
Barat I secara umum sudah baik. Demikian juga bila dilhat berdasarkan indicator
hardware, software, data base, prosedur,
brainware dan Jaringan semuanya sudah termasuk baik. Hanya saja pada indicator jaringan yang digunakan sebagian besar
Kantor PelayananPajak di KanwilJawa Barat I masih tidak bisa di akses secara
cepat.
3.
Secara keseluruhan pengambilan keputusan
manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah
baik. Berdasarkan indicator tujuan, indentifikasi alternative jawaban, faktor
yang tidak dapat diketahui dan sarana untuk menguku rhasil yang dicapai
termasuk dalam katagori baik.
4.
Strukturorganisasi dan sisteminformasi manajemen
memberikan pengaruh yang besar terhadap pengambilan keputusan manajemen pada
Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Struktur Organisai dan
sisteminformasi manajemen adalah salah satu pengaruh dalam proses peningkatan
pengambilan keputusan manajemen. Arah hubungan positif menunjukan bahawa
semakin baik struktur organisasi dan system informasi manajemen maka akan
meningkatkan pengambilan keputusan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa
Barat I. Sebaliknya semakin tidak baik struktur organisasi dan sisteminformasi
manajemen maka akan menerunkan pengambilan keputusan manajemen.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan
bahwa Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen telah terbukti
memberikan pengaruh yang positif terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen yang
dihasilkan pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1 untuk itu peneliti mencoba memberikan
saran yang mungkin dapat dijadikan masukkan kepada KPP di Kanwil Jawabarat 1
antaralains ebagaiberikut:
1.
Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak
di Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Namun apabila dilihat pada komponen rentang
kengndali perlu ditingkatkan kembali. Pendistribusian tugas dari atasan
kebawahan pimpinan lebih memperhatikan beban kerja yang akan di emban oleh
pegawi dalam organisasi dan penyesuaian jumlah personil dan jabatan agar sesuai
dengan struktur organisasi.
2.
Sistem informasi manajemen pada Kantor Pelayanan
Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Namun apabila dilihat
darikomponen jaringan dan hardware
perlu ditingkatkan lagi dengan cara menambah kapasitas bandwidth menjadi lebih tinggi supaya dalam penyampaian informasi
dapat diakses secara cepat dan tidak membuang waktu sedangkan hardware diperbaharui (lebih uptodate) dan menggunakan komponen hardware yang lebih tinggi dan terbaru
sehingga system informasi manajemen dalam menyampaikan informasi lebih cepat,
efesien dan sesuai dengan kebutuhan.
3.
Pada dasarnya pengambilan keputusan manajemen
yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Namun
apabila dilihat dari komponen identifikasi alternatif perlu ditingkatkan lagi.
Untuk itu organisasi perlu memperhatikan, memahami, mengingat tentang resiko
yang akan ditimbulkan dari proses pengambilan keputusan tidak hanya itu
organisasi juga harus memilih beberapa alternative dan melakukan evaluasi baik
buruknya terhadap manfaat dari alternatif tersebut. Sehingga dapat mengambil
keputusan dengan tepat.
4.
Karena pengaruh struktur organisasi dan system
informasi manajemen memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengambilan keputusan
manajemen, maka diharapkan Kantor Pelayanan Pajakdi Kanwil Jawa Barat I dapat
mempertahankan keduanya, sehingga akan lebih efektif dalam meningkatkan
pengambilan keputusan manajemen.
Hendri Jhon Hevi. Pengaruh Struktur Organisasi
dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap keputusan Manajemen. Jurusan Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
Agung Darono. (2009).
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pajak
Berbasis
Financial Information Sistem Model: Suatu Kajian Pendahuluan. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Infromasi 2009, 39-45.
Ahmad Firman (2011). Pengaruh Sistem Informasi
Manajemen Terhadap
EfektivitasPengambilan
Keputusan. Jurnal Ilmiah Masagena
Kopertis, Volome, VI (Nomor.
2).
Ali akbar. (2010). Peranan Sistem Informasi
Manajemen Berbasis Komputer
dalam
Pemrosesan Data Pengambilan. Jurnal
Ekonomika, Volume II, (Nomor I.), 87-96.
Arikunto, Suharsimi.
(2002). Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktek.
Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Baker., Robert S.
Kaplan & S. Mark Young.
(1995). Management Accounting,
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc. Azhar Susanto. (2009). Sistem Informasi Manajemen (Pendekatan
Terstruktur
Resiko Pengembangan). Bandung:
Lingga Jaya.
Azhar
Susanto. (2008). Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta: Gramedia. Dahlan Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter
dan Perbankan”,Jakarta
: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu.
Daniri.(2006). Majalah Berita Pajak Diakses Tanggal 24
Oktober 2012.
http://forum-pajak@yahoogroups.com
David. (2005) . Pengambilan
Keputusan dalam SIM . Diakses Tanggal 27 Oktober 2012
http://auliayoel.blogspot.com
David.
B. Gordon. 1985. Sistem Informasi
Manajemen, Jakarta. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jilid 1.
Dayat Subeki. (2009). System Pendukung Pengambilan Keputusan dalam
Manajerial Pembuatan Keputusan. Teknomatika,
Vol. 2 (No. 1), 76-82.
Diana Rahmawati. (2005). Peranan
Teknologi Informasi dalam hubungan Struktur
Organisasi dengan Lingkungan.
Djazoeli Sadhani.
(2005). Menuju Good Governance Melalui
Modernisasi
Perpajakan. Diakses 23 Mei 2005 dari World Wide Web: http://www.pajakonline.com Fitri Rahmandana & Widho Bijaksana. (2002). Pengaruh Sistem
Informasi
Manajemen dan Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pengambilan
Keputusan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Belawan. Jurnal Ilmiah”Manajemen & Bisnis,
(No. 02), Vol. 02.
Ghozali, Imam. (2006). Analisis
Multiate dengan SPSS. Edisi 4. Unipersitas Diponogoro.
Gordon. B. Davis.
(1991). Konsep Dasar Sistem Informasi
Manajemen, Struktur
dan Pengembanganya (Alih
Bahasa Bob Widyahartono. Jakarta : PT Pustaka Binamon Pressindo.
Guilford, J.P. (1956).
Fundamental Statistics in Psychology and
Education. (p.
145). New York: McGraw Hill.
Gujarati. (2003). Basic Economic Materia. United States of
American.
Hall.
A. James. (2001). Sistem Informasi Akuntansi 11.
Jakarta: Salemba Empat.
Hays, W.L. (1969). Statistics, London : Holt, Rinehart
& Winston.
Husein & Wibowo.
(2000). Sistem Informasi Manajemen.
UPP AMP YKPN.
Edisi
Pertama.
Husein,
Fakhri dan Wibowo. (2002). Sistem
Informasi Manajemen. Yogyakarta: AMP YKPN Indrajit, Richardus Eko, Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem
Informasi
dan Teknologi Informasi. Jakarta:
Alex Media Komputindo.
Ibnu Syamsi. (2000). Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi .
Jakarta:
Bumi
Aksara.
Ibnu Syamsi. (1995). Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Cetakan keempat.
Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Iqbal
Hasan, M. (2002). Pokok-Pokok Pengambilan
Keputusan. Jakarta : Ghalia.
Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi (Edisi 2).
Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis.
Yogyakarta: Andi. Kroenke, David,
1989, Management Information System,
Mc. Graww hill. Kusrini, & Ahmad, K. (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi
Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL
Server. Yogyakarta: Andi. Laudon,
Kenneth C., Laudon, Jane P. (2007). Management
information Systems
Managing The Digital Firm. 10th Edi-tion.
Pearson Education, Inc: Pearson.
Malayu Hasibuan.
(2004). Manajemen Semberdaya Manusia.
Bandung:
CV.Alphabeta.
McLeod. Raymond. (1995). Sistem
Informasi Manajemen. New Jersey: Prntice-Hall, Inc.
McLeod, Raymond. (2001). Management
Information System. Alih bahasa Hendra Teguh. Jakarta : PT.Prenhallindo.
McLeod,
Jr., R. (1996). Sistem Informasi
Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Muhammad Ridha Suaib.
(2008). Pengaruh Lingkungan, Perilaku, Struktur
Organisasi dan Implementasi Sistem Informasi Berbasis Komputer terhadap
Kinerja Karyawan Pemerintah Kabupaten Sorong, Papua. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, (Nomor I).
Moekijat. (2005). Pengantar Sistem Informasi Manajemen.
Bandung: CV.
Mandar
Manju.
Moh, Najir. (2003).
Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba
Empat.
Murdick, Robert J.
(1993). Sistem Informasi Manajemen Modern.
Jakarta:
Erlangga.
Nagappan, Nachiappan.,
Murphy, Brendan, Basili ,Victor R. (2009). The
influence
of Organizational structure on Soft-ware Quality : an Empirical Case Study Ieeexplore.ieee.org/iel5/481410.
Nor, Wahyudin. (2007).
Desentralisasi Dan Gaya Kepemimpinan Sebagai
Variabel
Moderating Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja
Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi
X . Makasar. Pp. 1 - 27.
Nur Ilavi
Hudijani, (2007). Memacu Penerimaan Lewat
Modernisasi Perpajakan. Diakses pada 25 Oktober 2007 dari World Wide Web :
suaramerdeka.com
Nur Indriantoro. (2002).
Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan. Kedua.
Yogyakara:
BFEE UGM.
O’Brien, J.A. & Marakas, G.M.M. (2010). Management Information Systems (10thed.).
Boston:
McGraw-Hill
Irwin.
Pancawati.
(1997). Peranan Sistem Informasi Akuntansi dan System Informasi Manajemen Dalam
Pengambilan Keputusan. Jurnal Gema
Stikubank. 54-63.
Prabu Kresna. (2012). Modernisasi Sistem Penerimaan Negara.
Diakses pada
10
Oktober, 2011 dari World Wide Web: http://wartapajak.com/index.php/8-bincang-ringan/regulasi?start=260
Ria Arifianti (2009). Peranan
Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan Seorang Manajer. Modul Ajar, Universitas Marcubuana.
Richard M. Steers.
(1985). Eviktivitas Organisasi:
kajian Prilaku (Alibahasa M.
Jamin).
Jakarta: Erlagga.
Robbins & Coulter. (2007). Manajemen. Jakarta : Indeks.
Robbins, P. Stephen
&Judge, A. (2007). Organizational
Behaviour. 12nd edition.
New
Jersey: Upper Saddle River.
Robbins, P Stephen.
Diterjemakan olhe Tim Index. (2006). Prilaku
Organisasi.
jilid
II, Edisi 10. Jakarta: Gramedia.
Robbins, P Stephen.
(1990). OrganizationTheory structure,
Design and
Applications. Prentice
Hall inc.
Robbins, S.P. (1996). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Aplikasi,
Jakarta:
Prenhallindo.
Salusu, J. (1996). Pengambilan
keputusan stratejik, Untuk organisasi publik dan organisasi nonprofit. Jakarta: Gramedia.
Santosa,
Singgh. (2010). Statistik Nonparametrik.
Jakarta : Elex Media Komputindo. Sastradipoera & Komarudin. (2001). Asas-asas Manajemen Perkantoran
(pendekatan Sistem Informasi Manajemen). Bandung:
Kappa Sigma.
Siagian, S.P. (1986). Sistem Infomasi Untuk Pengambilan Keputusan,
Jakarta: PT.
Midas
Surya, Grafindo.
Siagian, S.P. (2006). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Bumi Aksara.
Singgih Santoso.
(2002). Buku Latihan SPSS Stastistik
Multivariat. Penerbit :
Elex
Media Komputindo.
Siti Kurnia Rahayu.
(2011). The Influence Of Organizational
Culture And
OrganizationalL Structure To Implementation Of
Accounting Information System In Public Sector. Majalah
Ilmiah UNIKOM Vol.10 No. 1.
Siti
Kurnia Rahayu & Ely Suhayati. (2010). Auditing
Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan
Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Siti Kurnia Rahayu.
(2010). Perpajakan Indonesia.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugeng Wibowo.(2011). Hubungan Antara Struktur Organisasi Dengan
Pengelolaan Data Organisasi. Diakses Tanggal 25 September 2012 web :
http://penabulu.org/2011/10/
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan R & D. Bandung :
Alfabet.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi Bisnis.
Bandung : Alfabet.
Sugiyono. (2006). Statistic untuk Penelitian. Bandung : Alfabet.
Sugiyono.
(2005). Metode Penelitian Administrasi
Bisnis. Bandung : Alfabet. Susilawati. (2007). Meningkatkan Kinerja
Pelayanan Melalui Pelaksanaan SIM
dan
Komunikasi Interpersonal yang Efektif. Equilibrium.
Vol. 3 (No. 5), 79-100. Supangat, Andi. 2007. Statistika: Dalam Kajian
Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparametrik.
Jakarta: Kencana
Ukas,
Maman. (2004). Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung:
Agini Bandung.
Umi Narimawati.
(2010). Metedologi Penelitian : Dasar
Penyusunan Penelitian
Ekonomi. Jakarta : Genesis.
Vecchio, Robert P. (2000).
Organization Behavior. Fourth Edition. The Dryden Press.
Waston. D. J. H. (1975).”Contigency Formulation of Organizaztional
Structur;
Implications dor Managerial Accounting”. In
Managerial Accounting The Behavioral Foundations. J.
L. Livingstone (ed) .Columbus, Ohio: Grid Inc.
Widjajanto, Nugroho.
(2001). Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta: Er1angga.
Winardi. (2010). Asas-asas Manajemen. Bandung.
Winardi. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana.
Winarno, Wing Wahyu. (2006). Sistem
Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
W.Wilkinson, Joseph. (1993). Sistem
Akunting dan Informasi, Alih bahasa Agus Maulana. Edisi ketiga jilid satu.
Jakarta. Binarupa Aksara.