Rabu, 17 Januari 2018

Efek Budaya di Singapura Terhadap Kultur Berkerja



Kondisi Ekonomi, Politik, Sosial Singapura
Singapura merupakan salah satu negara anggota ASEAN yang terletak di Semenanjung Malaya. Singapura dibatasi oleh Selat Johor di sebelah utara yang memisahkannya dengan Malaysia, dan Selat Singapura di sebelah selatan yang membatasinya dengan Kepulauan Riau, Indonesia. Singapura merupakan negara bekas jajahan Inggris dan oleh karena itu, Singapura menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa mayoritasnya. Walaupun demikian, Singapura tetap menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa ibu atau bahasa nasionalnya. Singapura yang terletak di kawasan rumpun Melayu, kebanyakan warga negaranya malah merupakan masyarakat asing, terutama etnis Tionghoa, yang jumlahnya mencapai 42% dari jumlah total warga Singapura. Singapura dengan kondisi geografinya sebagai negara kecil yang bertempatan diantara Indonesia dan Malaysia ini memiliki potensial soft power (ekonomi maupun industri) yang sangat kuat bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Dari segi demografi atau penduduk yang berdomisili di Singapura, mayoritas merupakan etnis Cina yang kemudian diikuti oleh etnis Melayu. Kondisi perpolitikan Singapura mengadopsi sistem Westminster (seperti di Inggris), yang mana kekuasaan berdaulat terletak pada kabinet dan dipimpin oleh Perdana Menteri. Tatkala Singapura adalah negara berbentuk republik perlementer dan telah menetapkan perwakilan demokrasi sebagai sistem politik negara (Asean News Network, t.t).
Sejarah Singapura dimulai sejak tahun 1819 yakni ketika Sir Stamford Raffles berkebangsaan Inggris yang memimpin British East India Company datang ke wilayah ini serta mendirikan sebuah tempat perdagangan di pulau yang menjadikan Singapura sebagai pulau komersial paling makmur di tahun ini. Sejak itu pada tahun 1825 Singapura berkembang pesat ditambah sejak pembukaan terusan Suez tahun 1869, Singapura muncul sebagai negara yang sangat diperhitungkan di Asia Tenggara. Pada tahun 1965 Singapura telah menjadi negara yang independen dan kemudian bergabung dalam persemakmuran bangsa Inggris, yang sebelumnya masih menjadi bagian Federasi Malaysia pada tahun 1963  (Cahyadi, et al. 2004, 2-3). Mengingat asal-usul kemerdekaan Singapura yang sebelumnya menjadi persemakmuran Malaysia (sekalipun Malaysia tidak sepenuhnya menerima keberadaan Singapura) Partai Gerakan Rakyat (PAP) mendominasi persoalan mendasar bagi para pemimpin Singapura, yang mana hal ini dibentuk oleh Lee Kuan Yew dalam menjadikan PAP sebagai partai tunggal. Rejim PAP melihat bahwasannya politik dalam negeri merupakan persoalan dasar bagi kelangsungan negar-kota Singapura, hal ini juga diimplementasi dalam setiap pemilu dari tahun 1959-1997 (Cipto 2007, 132-133).
Berbicara mengenai kemajuan Singapura, aspek yang menarik tentang negara ini adalah karakter budaya penduduknya yang kosmopolitan, hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Singapura. Sebagai negara yang populer akan komersialnya yang dibangun oleh Raffles, para imigran banyak datang dan membawa budaya, bahasa, adat istiadat, serta kebiasaan mereka ke Singapura. Perkawinan silang dan perpaduan budaya turut berperan dalam mempengaruhi keragaman budaya yang kemudian berbentuk kedalam masyarakat Singapura dari berbagi aspek, sehingga menjadikan warisan budaya yang beragam dan dinamis. Sebagian besar kaum Melayu Singapura adalah Muslim Sunni yang memeluk Islam sebagai agama mereka, salah satu peninggalan budaya mereka yakni Masjid Jamae Chulia yakni dengan gaya arsitektur eklektik serta gerbang masuk yang bergaya India Selatan dan kedua ruang salatnya bergaya neo-klasik (www.yoursingapore.com).

Singapura menganut sistem pemerintahan republik parlementer, dimana seluruh menteri bertanggung jawab terhadap parlemen. Presiden hanya sebagai wujud simbolis, sedangkan kekuasaan berada di tangan Perdana Menteri dan Perdana Menteri memegang kedudukan mayoritas di parlemen. Dalam bidang politik, Singapura dikuasai oleh sebuah partai mayoritas yang disebut Partai Aksi Rakyat (PAP) (Anon, t.t, dalam www.freedomhouse.org, diakses pada 31 Maret 2014). Pada prakteknya, PAP ini cenderung bersifat otoriter dibanding demokratis. PAP tidak mengizinkan adanya partai oposisi, walaupun partai tersebut dianggap bekerja secara efektif untuk kemajuan negara. Akan tetapi, dengan kinerja PAP yang otoriter tersebut, Singapura dapat berkembang menjadi negara yang maju. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya tingkat korupsi di Singapura. Selain itu, Singapura juga dinilai sebagai negara hunian yang nyaman karena sistem pemerintahannya yang fokus pada kesejahteraan rakyat dan penyediaan sarana yang memadai.
Singapura, yang merupakan bekas jajahan Inggris, sejak awal memang sudah dikonstruksikan sebagai negara pusat ekonomi oleh penjajahnya. Inggris, pada masa itu, membangun infrastruktur yang dibutuhkan demi mencapai kemajuan Singapura. Tidak heran jika Singapura dapat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat.  Perekonomian Singapura bergantung pada ekspor dan impor, khususnya di bidang manufaktur. Kondisi politik dan keamanan yang stabil menyebabkan Singapura menjadi tujuan investasi bagi banyak negara. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut, Singapura juga memutuskan untuk member izin atas dibukanya tempat perjudian dan resor kasino sejak tahun 2005 (Anon, t.t, dalam www.mti.gov.sg diakses pada 31 Maret 2014). Dengan segala perkembangan tersebut, Singapura disebut sebagai negara yang paling terglobalisasi dalam Indeks Globalisasi tahun 2006 (Kearney, t.t).
Singapura memiliki pasukan militer yang paling maju di kawasan Asia Tenggara. Pasukan militer tersebut dibuat untuk mencegah adanya serangan dan memberikan bantuan kemanusiaan ke negara lain. Di Singapura, pria di bawah usia 18 tahun wajib mengikuti National Service selama minimal 2 tahun untuk pelatihan militer yang kemudian diarahkan sebagai serdadu cadangan. Selain itu, Singapura juga tergabung dalam FPDA (Five Power Defence Arrangements), yaitu suatu hubungan pertahanan antara Singapura, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Malaysia, melalui persetujuan multilateral. Walaupun Singapura memiliki pertahanan militer yang baik, Singapura juga fokus pada pertahanan non-militer karena adanya terorisme dan perang non-konvensional.
Dalam perkembangannya, Singapura juga menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara di ASEAN, misalnya saja Indonesia dan Malaysia. Hal itu dikarenakan adanya faktor kedekatan wilayah antara ketiga negara tersebut. Akan tetapi, kerap muncul konflik antarnegara tersebut karena adanya pertentangan politik. Selain itu, Singapura juga berhubungan dekat dengan Brunei Darussalam, dimana Singapura memiliki tempat pelatihan angkatan darat di sana. Tidak hanya di kawasan ASEAN, Singapura juga menjalin hubungan baik dengan negara lain di luar kawasan Asia Tenggara, contohnya China. Kerjasama Singapura dan China dimulai sejak tahun 1990, walaupun Singapura sudah mulai membuka diri pada China sejak tahun 1978. China, yang menganut kebijakan pragmatis, menganggap Singapura memiliki wilayah yang strategis dan infrastruktur yang baik sehingga sangat bagus untuk peluang bisnis. Sedangkan Singapura menganggap China sebagai pasar yang baik untuk Singapura karena modernisasi yang dilakukan oleh China. Salah satu contoh kerjasama kedua negara tersebut adalah Suzhou Industrial Park yang merupakan taman industri internasional dengan teknologi tinggi.

Singapura memang memiliki sejarah kerjasama yang baik dengan negara-negara lain. Akan tetapi, hal itu tidak lantas menghilangkan konflik antara Singapura dengan yang lain. Misalnya saja yang baru-baru ini terjadi adalah konflik Singapura dengan Indonesia atas penamaan KRI Usman Harun. Pengambilan nama tersebut dianggap tidak membuka luka lama Singapura. Usman dan Harun merupakan pahlawan Indonesia yang pada tahun 1965 melakukan pemboman terhadap perkantoran Singapura. Konflik yang menimbulkan korban jiwa tersebut membuat Singapura menganggap kedua marinir itu sebagai teroris.Hal itulah yang mendasari penolakan Singapura atas pemberian nama KRI Usman Harun (Anon, 2014, dalam nasional.news.viva.co.id, diakses pada 31 Maret 2014).
Konflik dengan Indonesia tidak sebatas dalam hal penamaan itu saja, melainkan juga konflik perbatasan wilayah. Singapura dan Indonesia hanya dibatasi oleh Selat Singapura. Dengan itu, Singapura selalu melakukan reklamasi pantai untuk memperluas wilayahnya. Kemudian muncullah masalah ekspor pasir dari Riau dan Singapura yang membuat pemerintah Indonesia akhirnya melarang ekspor tersebut. Hal itu dilakukan karena pasir yang diekspor dari Riau ke Singapura digunakan untuk reklamasi pantai dan sarana pengubah pembatas wilayah.Dilihat dari geografinya, Singapura hanyalah sebuah negara kecil yang berada di Semenanjung Malaka. Akan tetapi, karena adanya konstruksi peninggalan Inggris, Singapura bangkit menjadi negara maju, yang bahkan sangat berperan dalam perekonomian dunia. Kerjasama pun banyak dilakukan Singapura dengan negara-negara maju yang lain untuk menambah kesejahteraan negaranya. Walaupun demikian, konflik tetap tidak bisa dihindari antarnegara tersebut.
Etika Bisnis di Singapura
Singapore terus terpilih sebagai salah satu tempat bisnis yang paling mudah di dunia. Dan juga merupakan tempat perpaduan dari budaya dan perdagangan, dan sebagai tempat bisnis utama dari segala penjuru dunia. Singapore juga merupakan rumah bagi empat bahasa nasional dan beberapa budaya yang berbeda, yang dipengaruhi oleh tradisi dan pengaruh luar lainnya. Ketika menjalankan bisnis di Singapore, pertemuan Anda mungkin akan lebih produktif jika mengetahui beberapa tips dan wawasan mengenai etika.

Singapore adalah sebuah negara kosmopolitan dan umumnya selalu mempertahankan standar internasional dalam bisnis. Terdapat beberapa nuansa yang biasa digunakan oleh orang Singapore dalam menjalankan bisnis. Yang paling utama adalah aturan berpakaian. Negara ini terletak satu derajat agak ke utara dari garis katulistiwa dan cuaca pada umumnya panas dan lembab, sehingga pakaian bisnis (baju dan celana atau rok) tanpa jas atau blazer sudah cukup baik. Anda bahkan tidak perlu menggunakan dasi jika pertemuan tersebut tidak sangat formal.

Dalam pertemuan bisnis, ketika bertemu untuk pertama kalinya, berjabatan tangan sudah cukup. Membungkuk sama sekali tidak diperlukan, kecuali diperlukan dalam budaya tertentu. Jaga kontak tubuh dengan wajar dan tetap sisakan ruang pribadi antara Anda dan lawan bicara Anda. Anda akan menemukan bahwa setelah berjabat tangan, biasanya orang Melayu akan meletakkan sebelah telapak tangan di dada mereka. Ini adalah salam budaya dan Anda tidak perlu melakukan hal yang sama jika Anda bukan keturunan Melayu. Jika masih ragu-ragu, Anda hanya perlu berjabat tangan dengan sopan dan berikan senyuman ramah.

Kartu nama memiliki peranan yang penting di Singapore. Kartu nama dibutuhkan dalam hampir semua pertemua pertama. Standar yang sopan dalam memberikan kartu nama yaitu dengan kedua tangan, dengan tulisan pada kartu nama mengarah pada penerima. Menerima kartu nama juga dilakukan dengan kedua tangan sebagai tanda penghormatan. Ketika menerima kartu nama, akan lebih baik jika melihatnya sebentar, dan memegangnya beberapa saat, kemudian meletakkannya di atas meja, dengan tulisan menghadap ke atas selama pertemuan. Meskipun sebagian besar orang tidak akan tersinggung jika kartu namanya langsung disimpan di kantong, tetapi akan lebih baik jika bisa mengikuti prosesnya.

Di beberapa kantor dan hampir setiap ruangan pribadi, Anda akan diminta untuk melepas sepatu. Ini sangat wajar. Jika diminta, Anda cukup meletakkan sepatu Anda di pintu. Berhati-hatilah dalam memberikan hadiah. Ketika Anda diundang dalam acara sosial oleh rekan bisnis, cukup bagus jika membawa sebotol anggur (atau, jika tuan rumah tidak mengkonsumsi alkohol karena agama, bawalah coklat). Pemberian tip bukanlah suatu kebiasaan di Singapore, tetapi dihargai di sini. Negara ini adalah penghubung global dan merupakan rumah bagi wisatawan dari seluruh dunia. Tetap peka dalam berperilaku dan bertanyalah jika ragu, maka perjalanan bisnis Anda akan menjadi lebih produktif.












Referensi:
Anon. t.t. Singapore. [Online] dalam http://www.freedomhouse.org/report/freedom-world/2007/singapore?page=22&country=7269&year=2007#.UzlPgGnxp4o (diakses pada 16 januari 2018)
Anon. 2014. KRI Usman-Harun, Menhan: Namanya Tetangga, Pasti Ada Konflik. [Online] dalam http://nasional.news.viva.co.id/news/read/480180-kri-usman-harun--menhan--namanya-tetangga--pasti-ada-konflik (diakses pada 16 januari 2018).
Anon. t.t. Proposal to develop Integrated Resorts – Ministerial Statement by Prime Minister Lee Hsien Loong. [Online] dalam http://app.mti.gov.sg/data/pages/606/doc/Ministerial%20Statement%20-%20PM%2018apr05.pdf (diakses pada 16 januari 2018).
Kearney, A.T. t.t. “Measuring Globalization” dalam Foreign Policy. [Online] http://www.foreignpolicy.com/articles/2005/05/05/measuring_globalization (diakses pada 16 januari 2018).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar