Jumat, 05 Januari 2018

Sistem Informasi Manajemen Terhadap Keputusan Manajemen


PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN



I.        PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengambilan keputusan merupakan awal aktivitas organisasi, yang menyangkut masa depan (Syamsi, 1995). Mengambil keputusan merupakan bagian dari proses mempertimbangkan, memahami, mengingat dan menalar tentang segala sesuatu (Dahlan, 2005). Keputusan diambil dengan mengetahui dan merumuskan masalah dengan jelas, kemudian pemecahan masalah tersebut harus didasarkan pemilihan alternatif keputusan terbaik (Syamsi, 1995). Dengan demikian pengambilan keputusan melakukan perbandingan atas beberapa alternatif dan melakukan evaluasi terhadap manfaatnya (Yustina, 2007).

Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang paling penting bagi manajer dan penuh resiko karena keputusan yang salah dapat merugikan bisnis (Yustina, 2007). Lebih lanjut Newman, (2007) menambahkan bahwa keputusan yang dibuat para decision makers dapat memiliki resiko serta ketidak pastian yang tinggi tanpa adanya jaminan keberhasilan keputusan yang dibuat, dalam kenyataan terkadang proses membuat keputusan (decision making) merupakan sebuah proses trial and error.
Fenomena mengenai pengambilan keputusan terjadi di DJP. Menurut David (2005) pengambilan keputusan di Dirjen Pajak belum optimal karena dalam pengambilan keputusan yang ada masih mengejar keuntungan semata atau hanya karena dipengaruhi oleh pihak-pihak lain. Selain itu menurut Daniri (2006) masih belum adanya check & balance dan akuntabilitas yang memadai serta tidak ada pembagian pengambilan keputusan yang tepat atas perbedaan pendapat antara wajib pajak dan DJP.
Pelaksanaan keputusan itu sendiri lebih ditekankan pada sifat kepemimpinan dari orang yang mengambil keputusan (Ibnu Sayamsi 2000: 2). Selain itu, manajemen dalam menjalankan fungsi dan aktivitas bisnisnya yang meliputi Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan) dan Controlling (Pengendalian), senantiasa memerlukan informasi untuk membuat keputusan (David Kroenke, 1989 : 10).


1

Mengambil keputusan akan rumit dan sulit apabila informasi yang tersedia terbatas (Yoel, 2012). Informasi tersebut harus dikelola dengan baik dengan cara mengatur sumberdaya informasi (Mc. Leod, 2004: 39). Karena informasi yang tidak akurat, adalah informasi sampah yang tidak ada manfaat-nya bagi pengambilan keputusan (Anwar Nasution, 2007).

Dari uraian-uraian yang sudah ada secara umum dapat dikatakan bahwa sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi (David, 1985). Sistem informasi manajemen menyediakan informasi untuk pengabilan keputusan dan pengaruh perhatian baik dalam satuan keuangan maupun non keuangan bagi manajer (Juseph W. Wikinson, 1993). Para manajer memerlukan informasi keuangan sebagai dasar untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan atau bagian yang dipimpinnya (Mulyadi, 2012). Oleh karena itu diperlukan Sistem informasi manajemen (SIM). Waters (2004).

Lebih lanjut Hall (2001) dan McLeod dan Schell (2001) mengklasifikasikan sistem informasi menjadi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM), sistem pendukung keputusan (Decision Support System/DSS), kantor virtual (atau otomasi kantor) dan sistem berbasis pengetahuan (knowlegde-based system/expert system).

Sistem informasi manajemen merupakan kegiatan yang penting dalam suatu organisasi atau perusahaan (Switser dan Waters, 2004), sehingga Moekijat (2000:102), menambahkan bahwa pengembangan suatu sistem informasi manajemen merupakan keharusan mutlak apabila pimpinan organisasi ingin melakukan tugas-tugas kepemimpinannya dengan efektif. Karena dengan sistem informasi manajemen, manajer dapat menerima informasi yang lebih akurat dan tepat waktu mereka menjadi lebih cepat membuat keputusan sehingga sedikit manajer yang dibutuhkan dalam struktur organisasi (Laudon, 2007: 107). Dan dapat membantu perusahaan ke arah pencapaian tujuan dengan sukses (Anthony et al, 1989; Atkinson et al, 1995).

Fenomena mengenai sistem informasi manajemen terjadi di instansi Ditjen Pajak yaitu terletak pada komponen sistem informasi manajemen, dimana hardware yang digunakan oleh Ditjen Pajak kualitasnya belum sesuai dengan kebutuhan pengguna (Agus Martowardojo dalam Siti Kurnia Rahayu, 2011). Sedangkan menurut Tobari (2012) hardware yang digunakan oleh Ditjen Pajak kurang uptodate. Tidak hanya itu pegawai pajak dalam mengakses informasi penerimaan pajak melalui sistem Modul Penerimaan Negara, informasi tersebut tidak bisa diakses secara cepat bahkan gagal (Ery, 2011). Kondisi ini disebabkan oleh bandwidth yang ada di Ditjen pajak masih kecil sehingga apabila banyak diakses oleh pegawai pajak maka akan menjadi lamat (Tobari, 2012).

Selanjutnya Azhar Susanto (2008: 253) menjelaskan bahwa salah satu komponen dalam sistem informasi adalah sumber daya manusia yang sangat penting, karena ikut menentukan kesuksesan organisasi. Secanggih apapun struktur, sistem, teknologi informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi, semua itu tidak akan dapat berjalan dengan optimal tanpa didukung sumber daya manusia (SDM) yang capable dan berintegritas. Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah sistem dan manajemen SDM, bukan semata-mata melakukan rasionalisaasi pegawai, karena sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan bisa menghasilkan SDM yang berkualitas (Siti Kurnia Rahayu, 2010: 114).

SDM dalam sistem informasi manajemen merupakan sumberdaya yang terlibat dalam pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi (O’brien, 2010). Lebih lanjut Sugeng Wibowo (2011) menjelaskan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu proses pengolahan data yang akan menghasilkan output berupa informasi. Sementara itu struktur organisasi akan menentukan bagaimana arus informasi tersebut berjalan dalam suatu organisasi. Karena sistem informasi dibangun untuk mengalirkan informasi sesuai dengan hirarki dalam struktur organisasi (Scott, 2001: 8).

Semakin besar lapisan hirarki struktur organisasi akan semakin rumit sistem informasi yang dibangun, selain itu rentang kendali dalam struktur organisasi juga mempengaruhi sistem informasi (Scott, 2001:10). Semakin lebar atau besar rentang kendali maka semakin efisien organisasi, karena mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan fleksibilitas (Robbins dan Judge, 2007:220) . Sistem informasi yang didesain untuk organisasi merupakan salinan struktur komunikasi antar unit di dalam organisasi, sehingga kualitas produk sistem informasi sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi (Nagappan et al., 2009:1).


2

Struktur organisasi yang jelas dan teratur dapat membantu untuk memeproleh informasi yang dibutuhkan, sebab dalam struktur organisasi yang jelas dan teratur terdapat tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang harus dilakukan (Winardi, 2010). Sementara itu Robins (1990) menambahkan bahwa struktur organisasi mengacu pada bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi merupakan salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya (Robins dan Judge, 2007:236).

Selama ini struktur organisasi Ditjen Pajak didasarkan pada jenis pajak. Dengan struktur organisasi seperti ini pelaksanaan tugas di lapangan seringkali menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibatkan pelayanan dan pengawasan tidak optimal (Djazoeli, 2005). Selanjutnya Nur (2007) menambahkan bahwa Dirjen Pajak merasa perlu melakukan perubahan struktur organisasi dari berdasarkan per jenis pelayanan menjadi organisasi dengan struktur berdasarkan fungsi. Pada April 2007, Dirjen Pajak melakukan perombakan besar-besaran di kantor pajak, sekitar 30 ribu karyawan berputar posisi, hal ini membuat beberapa karyawan kebingungan dan menimbulkan demoralisasi di kantor Pelayanan Pajak (Wibowo, 2008). Belum lagi pegawai yang sering mengeluh karena pekerjaan yang diemban lebih banyak dari sebelumnya (Tobari, 2012).

Untuk melaksanakan perubahan secara lebih efektif dan efisien, sekaligus mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, penyesuaian struktur organisasi DJP merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dan sifatnya cukup strategis (Prabu Kresna, 2012). Oleh karena itu, struktur organisasi harus juga diberi fleksibilitas yang cukup untuk dapat selalu menyesuaikan dengan lingkungan eksternal yang sangat dinamis, termasuk perkembangan dunia bisnis dan teknologi (Siti Kurnia Rahayu, 2010).
Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajmen terhadap
Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I”.

1.2          Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan tersebut diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini:
1.       Bagaimana struktur organisasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2.       Bagaimana sistem informasi manajemen pada KPP di Kawil Jawa Barat I.
3.       Bagaimana pengambilan keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
4.       Seberapa besar pengaruh struktur organisasi dan sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.

1.3          Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1       Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk menelitibagaimana pengaruh struktur organisasi dansistem informasi manajemen terhadappengambilan keputusan manajemen di KPP Kanwil Jawa Barat I.

1.3.2       Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam melakukan penelitian adalah untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas yaitu:

1.       Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2.       Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi manajemen pada KPP di Kawil Jawa Barat I.
3.       Untuk mengetahui bagaimana pengambilan keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
4.       Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur organisasi dan sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.




3

1.4          Kegunaan Penelitian

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:

1.4.1       Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.

1.4.2       Kegunaan Akademis

1.       Bagi Pengembangan Ilmu:
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran langsung mengenai Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

2.       Bagi Instansi Akademik:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dari sisi akademik mengenai Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

3.       Bagi Peneliti selanjutnya:
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama yaitu Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

II.                  KAJIA PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1          Kajian Pustaka
2.1.1       Struktur Organisasi
2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi

Pengertian Struktur Organisasi menurut Stephen P. Robbins dalam Tim Indeks (2006:585)
adalah:
“Kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi dikelompokan, dan dikoordinasikan”.

Pengertian Struktur Organisasi menurut Hasibuan (2004:128) adalah :

“Struktur organisasi yaitu mengambarkan tipe organisasi, pendepartemnan organisasi, kedudukan dan jenis wewenag pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pemimpinan organisasi”.

Sedangkan Pengertian Struktur Organisasi menurut Richard M. Steersdalam M. Jamin
(1985:70) adalah :
“Struktur Organisasi merupakan cara selaras dalam menempatkan manusai sebagai bagian organisasi pada suatu hubungan yang relatif tetap, yang sangat menetukan pola-pola interaksi, koodinasi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Struktur Organisasi adalah pola hubungan antara individu dalam suatu kelompok sosial dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan sehiga merupakan sebuah kesatuan yang harmonis yang diarahkan secara trus menerus pada satu tujuan tertentu.

2.1.1.2 Indikator Struktur Organisasi

Suatu Struktur Organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi secara formal. Adapun indikator mengenai Struktur Oraganisasi menurut Stephen Robbins dalam Tim Indeks (2006: 585-593) adalah sebagai berikut :

1.    Spesialisasi Kerja :


4

Spesialisasi maksudnya adalah sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan yang terpisah-pisah. Hakikatnya, daripada dilakukan satu individu, lebih baik pekerjaan tersebut dipecah menjadi sejumlah langkah dan tiap langkah dilaksanakan oleh individu yang berlainan. Spesialisasi meningkatkan efisiensi, tapi pada tingkat tertentu, spesialisasi menimbulkan kerugian-kerugian. Contoh kerugian yang mungkin timbul adalah kebosanan, kelelahan, stres, produktifitas kerja rendah, kualitas kerja buruk, meningkatkan mangkir kerja/membolos, bahkan pada perusahaan swasta bisa meningkatkan jumlah pekerja yang keluar dari perusahaan.
2.       Departementalisasi :
Departementalisasi maksudnya adalah dasar yang dipakai dalam pengelompokan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikoordinasikan dengan lebih baik. Penggolongan pekerjaan dapat dilakukan atas dasar fungsi, produk, lokasi/geografi, pelanggan, atau kategori lain.

3.       Rantai Komando :
Rantai Komando adalah garis tidak terputus dari wewenang yang tertentu, dari puncak organisasi sampai ke eselon terbawah. Intinya, rantai komando memperjelas siapa melapor ke siapa. Agar berjalan dengan baik, rantai komando memerlukan dua unsur pelengkap, yaitu:

1)       Wewenang, yaitu hak-hak yang melekat dalam posisi manajerial untuk memberi perintah dan mengharapkan agar perintah itu dipatuhi.
2)       Kesatuan komando, yaitu seorang bawahan seharusnya punya satu atasan kepada siapa ia bertanggung jawab langsung.
4.       Rentang Kendali :
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diatur manajer secara efektif dan efisien. Dalam rentang kendali yang lebar, terdapat efisiensi dalam hal biaya, tetapi kurang efektif, karena penyelia/supervisor/atasan tidak punya cukup waktu untuk memberi kepemimpinan dan dukungan kepada bawahan. Sedangkan jika rentang kendalinya kecil, konsekwensinya adalah adanya kontrol yang akrab. Meskipun demikian, akibat negatifnya adalah

1)      Mahal, karena harus menambah tingkat manajemen.
2)      Komunikasi vertikal menjadi rumit karena hirarki tambahan memperlambat pengambilan keputusan.
3)      Cenderung pengawasannya lebih ketat dan berlebihan sehingga tidak mendorong otonomi karyawan. Kecenderungan dalam praktek manajemen adalah rentang kendali yang lebar.
5.       Sentralisasi dan Desentralisasi :
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Sedangkan dalam desentralisasi ada keleluasaan, dimana pengambilan keputusan didorong ke bawah pada tingkat pekerja terendah.

6.       Formalisasi :
Formalisasi adalah suatu tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan, pelaksana pekerjaan hanya punya sedikit keleluasaan tentang
apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya. Dalam formalisasi, siapapun yang melaksanakan pekerjaan, dengan input dan proses yang sama, maka akanmenghasilkan output yang konsisten dan seragam. Dalam kondisi formalisasi yang tinggi terdapat:

1)      Uraian jabatan yang tersurat,
2)      Banyak aturan organisasi,

3)   Prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja                  dalam organisasi.

2.1.2       Sitem Informasi Manajemen
2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Pengertian Sistem menurut Mulyadi (2008 : 5) adalah sebagai berikut :
“Sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama)”.
Pengertian Sistem menurut Winarno (2006 : 114) adalah sebagai berikut :
“Sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”.


5

Pengertian Sistem menurut McLeod (2001: 11) adalah sebagai berikut:
“Asistem is a group of elements that are integrated with the common porpose of achieving an objective”. Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegritasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian Informasi menurut Jogiyanto (2005; 8) adalahsebagai berikut :
“Informasi diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya” .
Pengertian Informasi menurut Kusrini (2007:7) adalah sebagai berikut :

“Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna bagi pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi”.

Pengertian Informasi menurut McLeod (2001: 15) adalah sebagai berikut:
“Data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti”.
Sedangkan pengertian Sistem Informasi menurut Husain dan Wibowo (2002) adalah sebagai berikut :
”Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi”.

Definisi Sistem Informasi menurut Azhar Susanto (2008:52) adalah sebagai berikut : “Sistem informasi adalah kumpulan dari subsistem apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna”.

Sedangkan menurut definisi dari Robert A.leitch dan K.Roscoe Davis dalam Jogiyanto (2005;11) adalah sebagai berikut:
“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian , mendukung operasi ,bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Sedangkan pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) Scoot, dalam Komarudin dan
Sastradipoera (2005: 1) adalah sebagai berikut :
“Serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu dalam mentrasformasi data, sehingga menjadi informasi melalui serangkaian cara untuk meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kretiria mutu yang telah ditetapkan”.

Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurutFrederick H.Wudalam Jogiyanto
(2005 : 14) SIM adalah sebagai berikut :
“Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal didalam suatu organisasi yang bertangung jawab mengumpulkan dan mengelola data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian”.

Sedangkan menurut Gordon.B Davisdalam Jogiyanto (2005: 15) adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi”. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah seluruh rangkaian aktivitas kerja sistem informasi yang membentuk satu kesatuan sistem dengan tujuan yang sama melalui proses pengumpulan, penyimpanan, pengolahan sampai akhirnya menghasilakan informasi yang berguna bagi seluruh



6

anggota organisasi (pemimpin dan staf) untuk membuat kebijakan atau menentukan keputusan menjadi lebih baik berkenaan dengan kepentingan organisasi.

2.1.2.2 Indikator Sistem Informasi Manajemen

Adapun indikator sitem informasi manajemen menurut Gordon B. Davis dalam Bob Widyahartono (1991: 60) adalah sebagai berikut:

1.       Hardware (Perangkat Keras).

Perangkat keras bagi suatu sistem informasi manajemen terdiri dari masukan/keluaran, unit penyimpanan file, peralatan penyimpanan data dan terminal masukan.
2.       Software (Perangkat Lunak).

Perangkat lunak dapat dibagi dalam tiga jenis utama:
a.       Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer.
b.       Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.
c.        Aplikasi perangkat lunak yang terdiri dari program yang secara spesipik dibuat untuk setiap aplikasi.
3.       Database/File.
File yang berisikan program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan fisik yang disimpan di perpustakaan file. File juga meliputi keluaran tercetak dalam catatan lain atas kertas, mikro film dan sebagianya.

4.       Prosedur.
Prosedur merupakan komponen fisik, berbentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Tiga jenis prosedur yang dibutuhkan yaitu:
a.       Intruksi untuk pemakai,
b.       Intruksi untuk penyiapan masukan,
c.        Intruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.

5.       Brainware (Personalia Pengoprasian).

Operator komputer, analisa sistem, pembuatan program, personalia penyiapan data, pimpinan sistem informasi.
6.       Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yangmenghubungkan komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya serta dikendalikan melalui software komunikasi.Sumber daya jaringandapat berupa media komunikasi seperti kabel, satelit, seluler dan dukunganjaringan seperti modem, software pengendali serta prosesor antar jaringan.

2.1.3       Pengambilan Keputusan Manajemen
2.1.3.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Manajemen

Pengertian Keputusan menurut Ukas (2004: 140) adalah sebagai berikut:
“Serangkaian dari pada proses pemikiran tentang suatu masalah yang dihadapi. Kejituan setiap tindakan yang diambil oleh manajer sangat mentukan terhadap untuk keputusan yang diambilnya dan kemungkinan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang digunakan”.

Menurut Ibnu Syamsi (2000: 7), keputusan adalah sebagai berikut: “Hasil dari pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas” Pengertian Keputusan menurut Salusu (1996: 51) adalah sebagai berikut:

“Sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan ialah menganalisis beberapa kemungkinan atau alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya”.
Pengertian  Pengambilan Keputusan menurut Endah Murtana Sari (2009) adalah sebagai
berikut :
“Tindakan manajemen dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran”.
Pengertian Pengambilan Keputusan menurut Moekijat (2005 : 137) adalah sebagai berikut :



7

“Merupaka suatu proses pemilihan dari beberapa alternatif yang dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, alternatif yang terbaik untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan suatu pertentengan”.

Pengertia Pengambilan Keputusan menurut pendapat Siagian (2006: 19)  adalah sebagai
berikut :
“Inti kepemimpinan karena pengambilan keputusan adalah kegiatan intelektual yang secara sadar dilakukan olehseseorang sehingga lebih menjamin bahwa hal-hal yang dihadapi oleh organisasi telah diperhitungkan sebelumnya dan dengan demikian terhindar dari berbagai jenis pendekatan”.

maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan pada hakekatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan dan proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk aktivitas dan kegiatan pada masa yang akan datang yang diambil oleh manajemen/ manajerial untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.1.3.2 Indikator Pengambilan Keputusan Manajemen

Indikator Pengambilan Keputusan menurut Ibnu Syamsi (2002: 12) adalah sebagai berikut :
1.       Tujuan.
Tujuan tersebut harus disesuaikan dengan tingkat relevansi dengan kebutuhan, kejelasan dan kemampuan mempredeksi.
2.       Identifikasi Alternatif
Identifikasi alternatif maksudnya adalah untuk mencapai tujuan tersebut, kiranya perlu dibuatkan beberapa alternatif, yang nantinya perlu dipilih salah satu yang dianggap paling tepat.

3.       Faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya.
Faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya artinya adalah keberhasilan pemilihan alternatif itu baru dapat diketahui setelah putusan itu dilaksanakan. Waktu yang akan datang tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itu kemampuan pimpinan untuk memperkirakan masa yang akan datang sangat menentukan terhadap berhasil tidaknya keputusan yang akan dipilihnya.

4.       Dibutuhkan sarana untuk mengukur hasil yang dicapai.
Dibutuhkan sarana untuk mengukur hasil yang dicapai maksudnya adalah, masing-masing alternatif pelru disertai akibat positif dan negatifnya, termasuk sudah diperhitungkan didalamnya uncontrollable evnts-nya. Alternatif-alternarif mengunakan sarana atau alat untuk mengukur yang akan diproleh atau pengeluaran yang perlu dilakukan dari setiap kombinasi alternatif keputusan dan pristiwa diluar jangakauan manusia itu.

2.2          Kerangka Pemikiran
2.2.1       Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen

Menurut Syamsi (2000: 23) mengemukakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah keadaan internal organisasi, keadaan internal organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada dalam organsasi tersebut, keadaan internal organisasi antaralain meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan organisasi dan struktur organisasi.

Dengan struktur organisasi yang sesuai dengan perusahaan akan semakin lebih efisien dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan (M. Fitiri dan Widho, 2002). Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ridah Suaib (2008) menyatakan bahwa struktur organisasi mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan terutama didukung dengan adanya ketepatan pembagian tugas dan tanggung jawab.

Hasil penelitian tersebut didukung oleh Robins (1996) yang menyatakan bahwa:




8

“Struktur organisasi merupakan alat pengendalian organisasional yang menunjukkan tinggkat pelimpahan wewenang pimpinan puncak dalam pembuatan keputusan yang secara ekstrim dikelompokkan menjadi dua, yaitu sentralisasi dan desentralisasi”.

Sedangkan Widjajanto (2001; 18) juga menambahkan bahwa:
“Struktur Organisasi adalah struktur hierarki yang menujukan suatu susunan pembagian tangung jawab menurut pungsi hirarkis yang ditunjukan untuk pengambilan keputusan individu dalam suatu organisasi”.

2.2.2       Pengaruh Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen

Menurut Edward Harvey (2008) menyatakan bahwa teknologi pada suatu organisasi dapat menyediakan alat untuk menganalisis yang berguna untuk penyelidikan dari sejumlah proses organisasi, termasuk pengambilan keputusan dan pola intra organisasi. Sistem Informasi Manajemen yang berbasis komputer dapat menjadikan informasi sebagai bahan dalam pengambilan keputusan yang bermutu, bernilai dan berkualitas, dengan sistem informasi manajemen yang berbasis komputer, para pimpinan/ manajer dapat lebih mudah, murah, efisien dan efektif dalam upaya pengambilan keputusan (Ali akbar, 2010)

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Pancawati (1997) menunjukan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang bertujuan untuk pengambilan keputusan, dalam pengambilan keputusan semakin rendah level manajemen semakin diperlukan informasi lebih detail dan dalam scope yang lebih luas. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ibnu Syamsi (2000: 12), tujuan utama Sistem Informasi Manajemen (SIM)adalah “The primary objective of Management Information System (Mis) is thus to aid the manager in making timelyand informed decisions”. (tujuan utama Sistem Informasi Manajemen adalah untuk membantu pimpinan dalam membuat keputusan secara cepat dan tepat).

Selanjutnya dalam penelitian Fitri Rahmandan dan Widho Bijaksana (2002) menyatakan bahawa Dengan sistem informasi manajemen yang baik akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para manajer dalam mecapai tujuan organisasi/perusahaan. Untuk itu pengambilan keputusan memerlukan data yang up to date (segar), dapat dipertangung jawabkan dan dapat menjangkau semua level dalam organisasi (Ria Arifianti, 2009).
Scoot juga menambahkan dalam Sastradipoera, (2001: 34) yang menyatakan bahwa: “Sistem informasi manajemen (SIM) merupkan sistem yang bekerja menghimpun data yang diproses (dalam arti dirangkum, diklasifikasikan dan difroyeksikan) sedemikan rupa sehinga himpunan data itu menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, mengukur pelaksanaan, membantu perkembangan dan memberikan pengetahuan untuk pengawasan sehingga tujuan menjadi tercapai”.

Sedangkan  Robert  G.  Murdick  dan  Joel  E.  Ross  dalam  Sastradipoera  (2001:  34)
menyatakan bahwa:
“Sistem informasi manajemen merupakan sistem yang bekerja untuk menghimpun, menganalisis, menyimpan dan menyajikan data bagi para pembuat keputusan manajemen pada semua tingkatan untuk manajemen arus sumberdaya dalam bentuk bahan-bahan, pekerja, uang dan fasilitas dan mesin”.

Raymond McLeod (1996: 54) juga mengemukakan bahwa:
“SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyedikan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa.Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah”.





9

2.1 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP Kanwil Jawa Barat I. Baik secara simultan maupun parsial.



III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah struktur organisasi, sistem informasi manajemen dan pengambilan keputusan manajem. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa barat I.

3.2 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variable yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2.1 Desain Penelitian

Langkah-langkah desain penelitian menurut Menurut Sugiyono (2011:13) menyatakan bahwa:
1.       Sumber Masalah
Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di masyarakat. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul Pengaruh Struktur Organisasi (X1) dan Sistem Informasi Manajemen (X2) terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen (Y).

2.       Rumusan Masalah.
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
5.       Bagaimana struktur organisasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
6.       Bagaimana sistem informasi manajemen pada KPP di Kawil Jawa Barat I.
7.       Bagaimana pengambilan keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
8.       Seberapa besar pengaruh struktur organisasi dan sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
3.       Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah. Selain itu penemuan penelitian


10

sebelumnya yang relevan juga digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4.       Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual). Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh struktur organisasi dan sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen (survey pada 10 KPP di Kanwil Jawa Barat I)

5.       Metode penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode descriptive analysis dan verifikatif. Metode descriptive analysis digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua dan ketiga yaitu:

1.       Bagaimana struktur organisasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2.       Bagaimana sistem informasi manajemen pada KPP di Kawil Jawa Barat I.
3.       Bagaimana pengambilan keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I. Sedangakan metode verifikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah keempat

yaitu:
4.       Seberapa besar pengaruh struktur organisasi dan sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
6.       Menyusun instrumen penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setalah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai:

1.       Struktur organisasi yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi oleh Pegawai Pajak pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2.       Sistem informasi manajemen yang akan diisi oleh Pegawai Pajak pada KPP di Kawil Jawa Barat I.
3.       Pengambilan keputusan manajemen yang akan diisi oleh  Pegawai Pajak pada
KPP di Kanwil Jawa Barat I.

Selanjutnya penulis mulai menggunakan perhitungan dengan menggunakan MSI (Method Succesive Interval) untuk menaikkan skala ordinal menjadi interval, sebagai syarat untuk menggunakan analisis regresi linier berganda.

7.       Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel independen Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen, serta variabel dependen Pengambilan keputusan Manajemen. Adapun tabel operasionalisasi sesuai dengan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :





11



 




Variabel

Struktur Organisasi (X1)
 








Sistem Informasi Manajemen (X2)
 







Pengambila
 

n
Keputusan
Manajemen
(Y)
 


Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel















 


Konsep

Indikator
Skala
No.

Kuesioner





“Kerangka kerja formal
1.
Spesialisasi pekerjaan.
Ordinal
1-8
organisasi yang dengan
2.




Departementalisasi.


kerangka kerja itu tugas-
3.
Rantai komando.


tugas pekerjaan dibagi-bagi
4.
Rentang kendali.


dikelompokan, dan
5.
Sentralisasi dan


dikoordinasikan”.

Desentralisasi.


Stephen P. Robbins dalam
6.
Formalisasi.







Tim Indeks (2006:585)
Stephen Robbins dalam



Tim Indeks (2006)


“Sistem Informasi
1.
Hardware
Ordinal
9-15
Manajemen merupakan
2.
Software


suatu sistem yang
3.
Data Base


melakukan fungsi-fungsi
4.
Prosedur


untuk menyediakan semua
5.
Brainware


informasi yang
6.
Jaringan


mempengaruhi semua





operasi organisas”
Gordon B. Davis dalam Bob



Widyahartono (1991)


(Jogiyanto,2005: 15)





“Inti kepemimpinan karena
5.
Tujuan
Ordinal
16-21
pengambilan keputusan
6.
Identifikasi Alternatif


adalah kegiatan intelektual
7.
Faktor yang tidak dapat


yang secara sadar

diketahui sebelumnya


dilakukan olehseseorang
8.
Dibutuhkan sarana


sehingga lebih menjamin

untuk mengukur hasil


bahwa hal-hal yang

yang dicapai.


dihadapi oleh organisasi





telah diperhitungkan
Ibnu Syamsi (2002)


sebelumnya dan dengan





demikian terhindar dari





berbagai jenis pendekatan”.





Siagian (2006: 19)








3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Reseach). Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara:

1.       Penelitian Lapangan (Field Research)
a.       Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.

b.       Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tertutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Pegawai


12

pajak yang MPN, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
2.       Penelitian kepustakaan (Library Reseach)
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan

akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan atau pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

3.2.4 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa barat I. Unit observasi/pengamatan pada penelitian ini adalah pegawai pajak di bagian pengolahan data dan informasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa bara I.

3.2.5 Teknik Penarikan Sampell

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2011:85) menjelaskan bahwa:

“Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”.

3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis Rancangan Analisis

1.     Analisis Kualitatif
2.     Analisi Kuantitatif

·       Uji Asumsi Klasik
·       Analisis Regresi Linier Sederhana
·       Analisis Korelasi (Pearson)
·       Koefisien Determinasi Rancangan Pengujian Hipotesis
1.     Menentukan Hipotesis Statistik
Ho : ρ = 0 Struktur organisasi dan Sistem Informasi Manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengambilan keputusan Manajemen.
Ha : ρ ≠ 0 Struktur organisasi dan Sistem Informasi Manajemen berpengaruh signifikan terhadap Pengambilan keputusan Manajemen.
2.       Penetapan Tingkat Signifikansi
α  = 0,05 dengan df = n - 2 = 30 - 2 = 28
3.     Uji Hipotesis uji “t”
Kriteria :Ha diterima jika t hitung ≥ t tabel
Ha ditolak    jika t hitung ≤ t tabel

4. Menggambarkan daerah Penerimaan dan Penolakan






13

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Analisis Deskriptif
1.        Analisis Deskriptif Stuktur Organisasi

Hasil perhitungan persentase total skor tanggapan responden pada variabel sturktur organisasi
sebesar 77% berada di antara interval 68.01%–84.00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum baik, namun belum mencapai tingkat ideal (100%) yang diharapkan. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada sebagian besar indikator juga berada pada interval 68,01%–84,00% yang termasuk dalam kategori baik. Hanya indikator rantai komando berada pada interval 84,01%-100% yang termasuk dalam katagori sangat baik.
Artinya struktur organisasi di sebagian besar Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I baik. Dan hal ini menunjukkan adanya perubahan struktur organisasi dari berdasarkan per jenis pelayanan menjadi berdasarkan fungsi. Perubahan ini dibuat agar struktur organisasi menjadi lebih ramping, sehingga dapat meningkatkan efektifitas Kantor Pelayanan Pajak (Nur, 2007).

Agar lebih jelas penulis juga akan menyajikan gambaran struktur organisasi pada masing-masing indikator, indikator tersebut diukur dengan menggunakan 6 (enam) indikator dan kemudian dioperasionalisasikan menjadi 8 (delapan) butir pernyataan.

2.    Analisis Deskriptif Sistem Informasi Manajemen

Hasil perhitungan persentase total skor tanggapan responden pada variabel sistem informasi manajemen sebesar 78.57% berada di antara interval 68.01%–84.00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada sebagian besar indikator juga berada pada interval 68.01%–84.00% yang termasuk dalam kategori baik. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata sistem informasi manajemen yang diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik, tetapi belum mencapai tingkat ideal (100%) dan ditemukan gap 21.43%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sistem informasi manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak yang ada di Kanwil Jawa Barat 1.

3.        Pengambilan Keputusan Manajemen
Hasil perhitungan persentase total skor tanggapan responden pada variabel pengambilan keputusan manajemen sebesar 78,44% berada di antara interval 68.01% – 84,00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di wilayak Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada sebagian besar indikator juga berada pada interval 68.01% – 84.00% yang termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor100%) dan ditemukan gap 21,56%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan pengambilan keputusan manajemen pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat I. Dan hal ini sama dengan fenomena yang disebutkan pada latar belakang bahwa pengambilan keputusan pada Dirjen Pajak masih belum adanya check & balance dan akuntabilitas yang memadai serta tidak ada pembagian pengambilan keputusan yang tepat atas perbedaan pendapat antara wajib pajak dan DJP (Daniri, 2006).

1.2  Analisis Verifikatif
1. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regressi linier berganda, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari regressi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normalitas, uji multikolinieritas (untuk regressi linear berganda), uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi (untuk data yang berbentuk deret waktu). Pada penelitian ini hanya tiga asumsi yang disebutkan diatas tersebut diuji karena data yang dikumpulkan tidak mengandung unsur deret waktu maka tidak dilakukan uji autokorelasi.



14

1.       Hasil Pengujian Normalitas
Dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,550. Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan bahwa model regressi berdistribusi normal

2.       Hasil Pengujian Multikolinearitas

Melalui nilai VIF yang diperoleh tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas, dimana nilai VIF dari kedua variabel bebas masih lebih kecil dari 10 dan dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel bebas.

3.       Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Berdasarkan hasil korelasi yang diperoleh indikasi bahwa residual (error) yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (tidak terjadi heteroskedastisitas), dimana nilai signifikansi (sig) dari masing-masing koefisien korelasi kedua variabel bebas dengan nilai absolut error (0,584 dan 0,204) masih lebih besar dari 0,05.

2.       Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi digunakan untuk memprediksi dan menguji perubahan yang terjadi pada Pengambilan Keputusan Manajemen yang dapat diterangkan atau dijelaskan oleh perubahan kedua variabel independen (Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen). Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan cara perhitungan komputerisasi dengan menggunakan media program komputer yaitu PASW 18 for windows dan diperoleh hasil output regresi sebagai berikut :

Tabel 4.28
Hasil Perhitungan Koefisien Regresi















Coefficientsa











Model












Standardized




















Unstandardized Coefficients


Coefficients




















B



Std. Error


Beta



t



Sig.























1


(Constant)


-.091

.352






-.260

.797





























Struktur


.662


.150



.566


4.403


.000



















SIM




.416



.141



.379



2.946



.007
















a. Dependent Variable: Keputusan





























Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013






Dari tabel diatas dibentuk persamaan regresi linier sebagai berikut :













































Y = -0,091 + 0,662 X1 + 0,416 X2









































Dimana :
























Y   = Pengambilan Keputusan Manajemen












X1
= Struktur Organisasi



















X2
= Sistem Informasi Manajemen





















Berdasarkan persamaan prediksi diatas, maka dapat diinterpretasikan koefisien regressi
dari masing-masing variabel independen sebagai berikut:

·       Koefisien struktur organisasi sebesar 0,662 menunjukkan bahwa setiap peningkatan struktur organisasi sebesar satu satuan diprediksi akan meningkatkan pengambilan keputusan manajemen sebesar 0,662 satuan dengan asumsi sistem informasi manajemen tidak berubah.

·       Koefisien sistem informasi manajemen sebesar 0,416 menunjukkan bahwa setiap peningkatan sistem informasi manajemen sebesar satu satuan diprediksi akan meningkatkan pengambilan keputusan manajemen sebesar 0,416 satuan dengan asumsi struktur organisasi tidak berubah.
·       Nilai konstanta sebesar -0,091 menunjukan nilai prediksi rata-rata pengambilan keputusan manajemen apabila struktur organisasi dan sistem informasi manajemen sama dengan nol.


15


Ha : b1≠ 0

H0 :b1 = 0
4.2.1      Pengaruh Struktur Organisasi (X1) Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen (Y) Secara Parsial
a.        Korelasi Pengaruh Struktur Organisasi (X1) Dengan Pengambilan Keputusan Manajemen
(Y) Ketika Sistem Informasi Manajemen Tidak Berubah

Koefisien korelasi antara Struktur Organisasi dengan Pengambilan Keputusan Manajemen dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan perhitungan PASW 18 for windows.

Hubungan antara struktur organisasi dengan pengambilan keputusan manajemen ketika sistem informasi manajemen tidak berubah adalah sebesar 0,646 dengan arah positif. Artinya hubungan antara struktur organisasi dengan pengambilan keputusan manajemen kuat. Ini menggambarkan bahwa ketika struktur organisasi semakin baik maka akan meningkatkan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Kemudian besar pengaruh struktur organisasi dengan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I ketika Sistem

Informasi Manajemen tidak berubah adalah (0,646)2 ´ 100% = 41,7%.

b.    Pengujian Hipotesis

Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial (uji t) dengan taraf kesalahan 5% dan db = n–k–1 = 30-2-1 = 27 adalah 2,052.

Struktur     Organisasi       Tidak    Berpengaruh      Terhadap      Pengambilan
Keputusan Manajemen
Struktur Organisasi Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan
Manajemen
Untuk menguji hipotesis diatas terlebih dahulu dicari nilai thitung variabel Struktur Organisasi, dari keluaran software SPSS.18 for windows seperti terlihat pada tabel 4.30
diperoleh nilai thitung sebesar 4,403.

Karena nilai thitung (4,403) lebih besar dari t tabel (2,052) maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan

bahwa Pengaruh Stuktur Organisasi berpengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I.

4.2.2      Pengaruh Sistem Informasi Manajemen (X2) Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen (Y) Pada KPP Pratama di Kanwil Jawa Barat I secara Parsial

a.        Korelasi Pengaruh Sistem Informasi Manajemen (X2) Dengan Pengambilan Keputusan Manajemen (Y) Ketika Sistem Informasi Manajemen Tidak Berubah

Koefisien korelasi antara Sistem Informasi Manajemen Dengan Pengambilan Keputusan Manajemen etika Struktur Organisasi Tidak Berubah dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan perhitungan PASW 18 for windows.

Hubungan antara sistem informasi manajemen dengan pengambilan keputusan manajemen Ketika struktur organisasi tidak mengalami perubahan adalah sebesar 0,493 dengan arah positif. Artinya hubungan antara sistem informasi manajemen dengan pengambilan keputusan manajemen termasuk cukup kuat. Ini menggambarkan bahwa ketika sistem informasi manajemen semakin tinggi, maka akan meningkatkan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Kemudian besar pengaruh sistem informasi manajemen dengan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I ketika

struktur organisasi tidak berubah adalah (0,493)2 ´ 100% = 24,3%.

b.    Pengujian Hipotesis

Dugaan sementara Sistem Informasi Manajemen berpengaruh terhadap Pengambilan Keputusan manajemen karena itu peneliti menetapkan hipotesis penelitian untuk pengujian dua pihak dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H0 :b2 = 0             Sistem Informasi Manajemen Tidak Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen
Ha : b2≠ 0             Sistem Informasi Manajemen Berpengaruh Terhadap Pengambilan


16

Keputusan Manajemen
Dari keluaran software SPSS.18 for windows seperti terlihat pada tabel 4.31 diperoleh nilai

thitung variabel Sistem Informasi Manajemen sebesar 2,946. Karena nilai thitung (2,946) lebih besar dari ttabel (2,052) maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dengan

tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I.

4.2.3Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP Pratama di Kanwil Jawa Barat I

a.    Koefisien Korelasi Simultan Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen

Nilai R (0,861) pada tabel 4.33 menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel bebas (struktur organisasi dan sistem informasi manajemen) secara simultan dengan pengambilan keputusan manajemen. Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara simultan kedua variabel bebas (struktur organisasi dan sistem informasi manajemen) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa barat I.
Sementara nilai R-Square sebesar 0,741 atau 74,1% menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari struktur organisasi dan sistem informasi manajemen secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi pada pengambilan keputusan manajemen sebesar 74,1 persen. Artinya secara bersama-sama variabel bebas (struktur organisasi dan sistem informasi manajemen) memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 74,1% terhadap perubahan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jawa Barat I. Sisanya pengaruh faktor -faktor lain yang tidak diamati adalah sebesar 25,9%, yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel bebas yang diteliti.

b.    Pengujian Hipotesis

Pengujian secara bersama-sama bertujuan untuk membuktikan apakah Struktut Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho1        :
b1 = b2  = 0

Ha1        :
Ada bi   ¹ 0

Struktur organisasi dan sistem informasi manajemen secara bersama-sama Tidak berpengaruh terhadap keputusan manajemen

Struktur organisasi dan sistem informasi manajemen secara bersama-sama Berpengaruh terhadap pengambilan keputusan manajemen


Berdasarkan tabel anova di atas dapat dilihat nilai Fhitung dari hasil pengolahan data sebesar 38,585 dan nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan nilai F dari tabel. Dari tabel F

diperoleh nilai Ftabel dengan db1 = 2 dan db2 = 30-2-1= 27 sebesar 3,354. Karena Fhitung (38,585) lebih besar dari Ftabel (3,354) maka pada tingkat kekeliruan 5% (α = 0.05) diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa Struktur

Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Jawa Barat I.

V.         Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen pada KPP di KanwilJawa Barat I, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.       Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Berdasarkan spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi & desentralisasi serta formalisasi sudah termasuk dalam katagori baik bahkan pada indicator rantai komando termasuk dalam katagori sangat baik.


17

2.       Sistem informasi manajemen yang digunakan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Demikian juga bila dilhat berdasarkan indicator hardware, software, data base, prosedur, brainware dan Jaringan semuanya sudah termasuk baik. Hanya saja pada indicator jaringan yang digunakan sebagian besar Kantor PelayananPajak di KanwilJawa Barat I masih tidak bisa di akses secara cepat.

3.       Secara keseluruhan pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Berdasarkan indicator tujuan, indentifikasi alternative jawaban, faktor yang tidak dapat diketahui dan sarana untuk menguku rhasil yang dicapai termasuk dalam katagori baik.

4.       Strukturorganisasi dan sisteminformasi manajemen memberikan pengaruh yang besar terhadap pengambilan keputusan manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Struktur Organisai dan sisteminformasi manajemen adalah salah satu pengaruh dalam proses peningkatan pengambilan keputusan manajemen. Arah hubungan positif menunjukan bahawa semakin baik struktur organisasi dan system informasi manajemen maka akan meningkatkan pengambilan keputusan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Sebaliknya semakin tidak baik struktur organisasi dan sisteminformasi manajemen maka akan menerunkan pengambilan keputusan manajemen.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen telah terbukti memberikan pengaruh yang positif terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen yang dihasilkan pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1 untuk itu peneliti mencoba memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan masukkan kepada KPP di Kanwil Jawabarat 1 antaralains ebagaiberikut:

1.       Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Namun apabila dilihat pada komponen rentang kengndali perlu ditingkatkan kembali. Pendistribusian tugas dari atasan kebawahan pimpinan lebih memperhatikan beban kerja yang akan di emban oleh pegawi dalam organisasi dan penyesuaian jumlah personil dan jabatan agar sesuai dengan struktur organisasi.

2.       Sistem informasi manajemen pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Namun apabila dilihat darikomponen jaringan dan hardware perlu ditingkatkan lagi dengan cara menambah kapasitas bandwidth menjadi lebih tinggi supaya dalam penyampaian informasi dapat diakses secara cepat dan tidak membuang waktu sedangkan hardware diperbaharui (lebih uptodate) dan menggunakan komponen hardware yang lebih tinggi dan terbaru sehingga system informasi manajemen dalam menyampaikan informasi lebih cepat, efesien dan sesuai dengan kebutuhan.
3.       Pada dasarnya pengambilan keputusan manajemen yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Namun apabila dilihat dari komponen identifikasi alternatif perlu ditingkatkan lagi. Untuk itu organisasi perlu memperhatikan, memahami, mengingat tentang resiko yang akan ditimbulkan dari proses pengambilan keputusan tidak hanya itu organisasi juga harus memilih beberapa alternative dan melakukan evaluasi baik buruknya terhadap manfaat dari alternatif tersebut. Sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat.
4.       Karena pengaruh struktur organisasi dan system informasi manajemen memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengambilan keputusan manajemen, maka diharapkan Kantor Pelayanan Pajakdi Kanwil Jawa Barat I dapat mempertahankan keduanya, sehingga akan lebih efektif dalam meningkatkan pengambilan keputusan manajemen.









18

VI.          DAFTAR PUSTAKA
Hendri Jhon Hevi. Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap keputusan Manajemen. Jurusan Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

Agung Darono. (2009). Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pajak
Berbasis Financial Information Sistem Model: Suatu Kajian Pendahuluan. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Infromasi 2009, 39-45.
Ahmad Firman (2011). Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap

EfektivitasPengambilan Keputusan. Jurnal Ilmiah Masagena Kopertis, Volome, VI (Nomor.

2).
Ali akbar. (2010). Peranan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer
dalam Pemrosesan Data Pengambilan. Jurnal Ekonomika, Volume II, (Nomor I.), 87-96.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Baker., Robert S. Kaplan & S. Mark Young.
(1995). Management Accounting, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc. Azhar Susanto. (2009). Sistem Informasi Manajemen (Pendekatan Terstruktur
Resiko Pengembangan). Bandung: Lingga Jaya.

Azhar Susanto. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia. Dahlan Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter

dan Perbankan”,Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu.
Daniri.(2006). Majalah Berita Pajak Diakses Tanggal 24 Oktober 2012.

http://forum-pajak@yahoogroups.com
David. (2005) . Pengambilan Keputusan dalam SIM . Diakses Tanggal 27 Oktober 2012 http://auliayoel.blogspot.com
David. B. Gordon. 1985. Sistem Informasi Manajemen, Jakarta. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jilid 1.

Dayat Subeki. (2009). System Pendukung Pengambilan Keputusan dalam Manajerial Pembuatan Keputusan. Teknomatika, Vol. 2 (No. 1), 76-82.

Diana Rahmawati. (2005). Peranan Teknologi Informasi dalam hubungan Struktur Organisasi dengan Lingkungan.

Djazoeli Sadhani. (2005). Menuju Good Governance Melalui Modernisasi
Perpajakan. Diakses 23 Mei 2005 dari World Wide Web: http://www.pajakonline.com Fitri Rahmandana & Widho Bijaksana. (2002). Pengaruh Sistem Informasi

Manajemen dan Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Belawan. Jurnal Ilmiah”Manajemen & Bisnis, (No. 02), Vol. 02.

Ghozali, Imam. (2006). Analisis Multiate dengan SPSS. Edisi 4. Unipersitas Diponogoro.

Gordon. B. Davis. (1991). Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen, Struktur
dan Pengembanganya (Alih Bahasa Bob Widyahartono. Jakarta : PT Pustaka Binamon Pressindo.
Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. (p.
145). New York: McGraw Hill.
Gujarati. (2003). Basic Economic Materia. United States of American.
Hall. A. James. (2001). Sistem Informasi Akuntansi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Hays, W.L. (1969). Statistics, London : Holt, Rinehart & Winston.
Husein & Wibowo. (2000). Sistem Informasi Manajemen. UPP AMP YKPN.

Edisi Pertama.
Husein, Fakhri dan Wibowo. (2002). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: AMP YKPN Indrajit, Richardus Eko, Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi
dan Teknologi Informasi. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Ibnu Syamsi. (2000). Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi . Jakarta:

Bumi Aksara.
Ibnu Syamsi. (1995). Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan keempat.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


19

Iqbal Hasan, M. (2002). Pokok-Pokok Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia.
Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi (Edisi 2). Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kroenke, David, 1989, Management Information System, Mc. Graww hill. Kusrini, & Ahmad, K. (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi

Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi. Laudon, Kenneth C., Laudon, Jane P. (2007). Management information Systems
Managing The Digital Firm. 10th Edi-tion. Pearson Education, Inc: Pearson.
Malayu Hasibuan. (2004). Manajemen Semberdaya Manusia. Bandung:

CV.Alphabeta.
McLeod. Raymond. (1995). Sistem Informasi Manajemen. New Jersey: Prntice-Hall, Inc.

McLeod, Raymond. (2001). Management Information System. Alih bahasa Hendra Teguh. Jakarta : PT.Prenhallindo.
McLeod, Jr., R. (1996). Sistem Informasi Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Muhammad Ridha Suaib. (2008). Pengaruh Lingkungan, Perilaku, Struktur
Organisasi dan Implementasi Sistem Informasi Berbasis Komputer terhadap Kinerja Karyawan Pemerintah Kabupaten Sorong, Papua. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, (Nomor I).

Moekijat. (2005). Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung: CV.

Mandar Manju.
Moh, Najir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Murdick, Robert J. (1993). Sistem Informasi Manajemen Modern. Jakarta:
Erlangga.
Nagappan, Nachiappan., Murphy, Brendan, Basili ,Victor R. (2009). The
influence of Organizational structure on Soft-ware Quality : an Empirical Case Study Ieeexplore.ieee.org/iel5/481410.

Nor, Wahyudin. (2007). Desentralisasi Dan Gaya Kepemimpinan Sebagai
Variabel Moderating Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi X . Makasar. Pp. 1 - 27.

Nur Ilavi Hudijani, (2007). Memacu Penerimaan Lewat Modernisasi Perpajakan. Diakses pada 25 Oktober 2007 dari World Wide Web : suaramerdeka.com
Nur Indriantoro. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan. Kedua.
Yogyakara: BFEE UGM.
O’Brien, J.A. & Marakas, G.M.M. (2010). Management Information Systems (10thed.). Boston:
McGraw-Hill Irwin.
Pancawati. (1997). Peranan Sistem Informasi Akuntansi dan System Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan. Jurnal Gema Stikubank. 54-63.

Prabu Kresna. (2012). Modernisasi Sistem Penerimaan Negara. Diakses pada
10 Oktober, 2011 dari World Wide Web: http://wartapajak.com/index.php/8-bincang-ringan/regulasi?start=260
Ria Arifianti (2009). Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan Seorang Manajer. Modul Ajar, Universitas Marcubuana.

Richard M. Steers. (1985). Eviktivitas Organisasi: kajian Prilaku (Alibahasa M.

Jamin). Jakarta: Erlagga.
Robbins & Coulter. (2007). Manajemen. Jakarta : Indeks.

Robbins, P. Stephen &Judge, A. (2007). Organizational Behaviour. 12nd edition.

New Jersey: Upper Saddle River.
Robbins, P Stephen. Diterjemakan olhe Tim Index. (2006). Prilaku Organisasi.

jilid II, Edisi 10. Jakarta: Gramedia.
Robbins, P Stephen. (1990). OrganizationTheory structure, Design and


20

Applications. Prentice Hall inc.
Robbins, S.P. (1996). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi,
Jakarta: Prenhallindo.
Salusu, J. (1996). Pengambilan keputusan stratejik, Untuk organisasi publik dan organisasi nonprofit. Jakarta: Gramedia.

Santosa, Singgh. (2010). Statistik Nonparametrik. Jakarta : Elex Media Komputindo. Sastradipoera & Komarudin. (2001). Asas-asas Manajemen Perkantoran

(pendekatan Sistem Informasi Manajemen). Bandung: Kappa Sigma.
Siagian, S.P. (1986). Sistem Infomasi Untuk Pengambilan Keputusan, Jakarta: PT.
Midas Surya, Grafindo.
Siagian, S.P. (2006). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Singgih Santoso. (2002). Buku Latihan SPSS Stastistik Multivariat. Penerbit :

Elex Media Komputindo.
Siti Kurnia Rahayu. (2011). The Influence Of Organizational Culture And

OrganizationalL Structure To Implementation Of Accounting Information System In Public Sector. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10 No. 1.

Siti Kurnia Rahayu & Ely Suhayati. (2010). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugeng Wibowo.(2011). Hubungan Antara Struktur Organisasi Dengan
Pengelolaan      Data     Organisasi.      Diakses      Tanggal      25     September       2012          web      :
http://penabulu.org/2011/10/
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung :

Alfabet.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi Bisnis. Bandung : Alfabet.
Sugiyono. (2006). Statistic untuk Penelitian. Bandung : Alfabet.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi Bisnis. Bandung : Alfabet. Susilawati. (2007). Meningkatkan Kinerja Pelayanan Melalui Pelaksanaan SIM

dan Komunikasi Interpersonal yang Efektif. Equilibrium. Vol. 3 (No. 5), 79-100. Supangat, Andi. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan

Nonparametrik. Jakarta: Kencana
Ukas, Maman. (2004). Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung:
Agini Bandung.
Umi Narimawati. (2010). Metedologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian
Ekonomi. Jakarta : Genesis.
Vecchio, Robert P. (2000). Organization Behavior. Fourth Edition. The Dryden Press.
Waston. D. J. H. (1975).”Contigency Formulation of Organizaztional Structur;
Implications dor Managerial Accounting”. In Managerial Accounting The Behavioral Foundations. J. L. Livingstone (ed) .Columbus, Ohio: Grid Inc.

Widjajanto, Nugroho. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Er1angga.
Winardi. (2010). Asas-asas Manajemen. Bandung.
Winardi. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana.
Winarno, Wing Wahyu. (2006). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

W.Wilkinson, Joseph. (1993). Sistem Akunting dan Informasi, Alih bahasa Agus Maulana. Edisi ketiga jilid satu. Jakarta. Binarupa Aksara.









21


Tidak ada komentar:

Posting Komentar